• Beranda
  • Berita
  • Google: inklusi digital berjalan seiring dengan pemulihan ekonomi

Google: inklusi digital berjalan seiring dengan pemulihan ekonomi

10 Desember 2020 18:59 WIB
Google: inklusi digital berjalan seiring dengan pemulihan ekonomi
Kepala Kebijakan Pasar Berkembang, Kepercayaan dan Keamanan Google Mahdev Mohan dalam diskusi pemulihan ekonomi global, Jakarta, Kamis (10/12/2020). (Antara / Azis Kurmala)

Pemulihan ekonomi juga harus membantu bisnis digital dan cara mereka beradaptasi selama COVID-19

Kepala Kebijakan Pasar Berkembang, Kepercayaan dan Keamanan Google Mahdev Mohan mengatakan inklusi digital harus berjalan seiring dengan pemulihan ekonomi, keterampilan, dan program kerja.

"Pemulihan dan pembangunan kembali ekonomi harus adil dan inklusif," ujar Mahdev Mohan dalam diskusi pemulihan ekonomi global, Jakarta, Kamis.

Dalam membangun kembali ekonomi yang terpuruk akibat pandemi COVID-19 harus menyasar kepada kelompok rentan.

"Kelompok rentan yaitu perempuan yang memiliki usaha, pengusaha mikro, masyarakat di luar kota besar," kata Mahdev.

Pandemi COVID-19 mengakselerasi transformasi digital di dunia pendidikan dari pertemuan tatap muka menjadi pembelajaran daring.

Dengan demikian selama pandemi, institusi pendidikan dituntut untuk melakukan penyesuaian dalam menyelenggarakan aktivitas pendidikan.

"Pemulihan ekonomi juga harus membantu bisnis digital dan cara mereka beradaptasi selama COVID-19," kata dia.

Menurut penelitian lembaga studi fiskal (IFS), gangguan ekonomi makro yang disebabkan oleh Covid-19 telah gagal meredam pengeluaran transformasi digital, dengan 52 persen perusahaan menyatakan akan meningkatkan pengeluaran mereka untuk transformasi digital

Terlepas dari dampak ekonomi virus yang menghancurkan, bisnis lebih banyak berinvestasi dalam teknologi.

Data survei menunjukkan bahwa, selama masa pandemi, rencana untuk meningkatkan pengeluaran untuk jalur transformasi digital erat dengan kekhawatiran tentang kondisi ekonomi yang mengganggu bisnis.

Survei tersebut menemukan bahwa orang-orang yang khawatir dengan gangguan ekonomi memiliki kemungkinan 20 persen lebih besar untuk merencanakan peningkatan pengeluaran untuk transformasi digital.

Sementara itu krisis COVID-19 mempercepat perluasan e-commerce kepada pelanggan, dan jenis produk.

Hal ini telah memberi pelanggan akses ke berbagai produk yang signifikan dari kenyamanan dan keamanan, dan telah memungkinkan perusahaan untuk terus beroperasi meskipun ada pembatasan kontak dan tindakan pengurungan lainnya, menurut studi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi.

Terlepas dari perbedaan lintas negara yang terus-menerus, krisis COVID-19 telah meningkatkan dinamisme dalam lanskap e-niaga di seluruh negara dan telah memperluas cakupan e-niaga, termasuk melalui perusahaan baru, segmen konsumen (misalnya orang tua) dan produk (misalnya bahan makanan).

Sementara itu, transaksi e-commerce di banyak negara sebagian telah bergeser dari barang dan jasa mewah ke kebutuhan sehari-hari, yang relevan dengan banyak individu.

Baca juga: Industri jasa keuangan dipaksa bergerak ke arah digitalisasi
Baca juga: Kemenkominfo: Lebih dari 3 juta UMKM telah berpindah ke ruang digital

 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020