Penjualan Volvo yang tumbuh positif itu didorong oleh performa kuat di China dan AS, di mana kerugian awal penghentian produksi karena COVID-19 sudah sepenuhnya pulih, kata Volvo dalam pernyataan resminya, dikutip Jumat.
Perkembangan menggembirakan lainnya adalah bahwa penjualan lini kendaraan listrik penuh dan plug-in hybrid mencapai dua kali dalam 11 bulan pertama 2020 dibanding periode sama tahun lalu.
Dan sekarang, menurut Volvo, naik 16,4 persen dalam penjualan global. Di Eropa pangsa pasarnya 27,8 persen.
Meskipun penjualan November naik, dampak luar biasa dari pandemi di kuartal pertama membuat penjualan Volvo pada 11 bulan pertama 2020 masih turun meskipun hanya 7,6 persen menjadi 582.997 unit dibanding periode sama 2019.
Di China pada November lalu, penjualan Volvo mencapai level tertinggi dengan 18.032 unit atau naik 24,3 persen dibanding bulan sama tahun lalu. Dalam 11 bulan tahun ini penjualan di negara itu naik 7,2 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Sementara di AS, penjualan Volvo November tumbuh 20,3 persen mencapai 11.590 unit dibanding tahun lalu, dan untuk 11 bulan lalu stabil pada angka 95.885 unit.
Di Eropa, penjualan Volvo mencapai 26.094 unit pada November, turun 10,8 persen versus bulan sama tahun lalu. Dalam 11 bulan tahun ini, penjualan turun 17 persen dibanding tahun lalu.
Dari sisi model, SUV Volvo XC-60 menjadi yang terlaris pada November, diikuti XC-40 dan SUV besar XC-90. Dalam bulan itu, SUV berkontribusi 73,4 persen dari total penjualan, naik dibanding tahun lalu yang hanya 68 persen.
Baca juga: Volvo resmi hentikan penjualan truk di Meksiko
Baca juga: Penjualan kendaraan plug-in hybrid Volvo meningkat 80 persen
Baca juga: Volvo rugi Rp1,6 triliun selama pandemi
Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020