• Beranda
  • Berita
  • Bank Syariah Indonesia dinilai sejalan pembentukan ekosistem halal

Bank Syariah Indonesia dinilai sejalan pembentukan ekosistem halal

11 Desember 2020 12:34 WIB
Bank Syariah Indonesia dinilai sejalan pembentukan ekosistem halal
Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo (kanan) bersama Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri Toni EB Subari (kiri) dan Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari (tengah) menunjukkan berkas usai menandatangani Rancangan Penggabungan Bank Syariah di Jakarta, Selasa (20/10/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

Perkiraan efektif penggabungan bank syariah BUMN, yakni pada 1 Februari 2021

PT Bank Syariah Indonesia Tbk, yang merupakan bank syariah BUMN hasil merger, dinilai sejalan dengan upaya pemerintah membentuk ekosistem halal dan mendorong perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

"Pengelolaan bank syariah BUMN hasil merger akan membantu mewujudkan salah satu tujuan dari penggabungan ini, yakni
menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai jangkar dalam ekosistem industri halal dan mendukung visi untuk memosisikan Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi Syariah dunia," ujar Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Bank syariah BUMN hasil merger akan bernama Bank Syariah Indonesia

Ia menambahkan gerak bank syariah hasil merger, yakni PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) itu diyakini juga akan semakin lincah dan mampu menjawab tantangan serta segala kebutuhan masyarakat, nasabah, serta pelaku usaha di Indonesia maupun dunia.

Disampaikan, Bank syariah hasil merger yang akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk itu bakal memiliki aset mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun, atau masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan memiliki layanan keuangan syariah yang lengkap untuk beragam kebutuhan finansial untuk semua segmen nasabah, mulai dari UMKM, affluent middle-class, investor, wholesale, dan korporasi

Di segmen ritel, akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, zakat, infak, sedekah, wakaf (ZISWAF), produk layanan berbasis emas, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan serta solusi keuangan lainnya yang berlandaskan prinsip syariah yang didukung oleh kualitas digital banking dan layanan kelas dunia.

Di segmen korporasi dan wholesale, akan memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan syariah.

Selain itu, juga diyakini akan dapat turut membiayai proyek-proyek infrastruktur yang berskala besar dan sejalan dengan rencana pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Di samping itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan menyasar investor global lewat produk-produk syariah yang kompetitif dan inovatif.

Di segmen UKM dan mikro, PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM melalui produk dan layanan keuangan syariah yang sesuai, juga melalui sinergi dengan bank-bank Himbara dan Pemerintah Indonesia.

Disampaikan Abdullah juga, perkiraan efektif penggabungan bank syariah BUMN, yakni pada 1 Februari 2021.

Baca juga: OJK: Merger bank syariah Himbara bakal dongkrak pangsa pasar
Baca juga: Wapres: Merger bank syariah diharapkan jadi jangkar ekonomi syariah

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020