• Beranda
  • Berita
  • Huawei Indonesia & FPCI bahas akselerasi digital pemulihan ekonomi

Huawei Indonesia & FPCI bahas akselerasi digital pemulihan ekonomi

11 Desember 2020 13:26 WIB
Huawei Indonesia & FPCI bahas akselerasi digital pemulihan ekonomi
Bertema “Towards a more digitalized ASEAN: Shifting Currents, Opportunities, and Challenges in time of Pandemic,” diskusi menghadirkan Dr. Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI), Odo Manuhutu, Deputi Menteri Koordinator Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Dr. Jayant Menon, Visiting Senior Fellow at Regional Economic Studies Programme of ISEAS - Yusof Ishak Institute Singapore & Former Lead Economist of ADB, dan Sam Cheng Qingjun, Principal of Digital Transformation, Public & Government Affairs of Huawei. (ANTARA/HO)
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) berkolaborasi dengan Huawei Indonesia, menggelar dialog interaktif dan pertukaran pandangan serta gagasan antara para pembuat kebijakan, akademisi, dan pakar industri tentang konektivitas digital ASEAN yang terbangun saat ini, serta tantangan dan potensinya untuk makin meningkatkan digitalisasi ASEAN.

Guna mendukung upaya pemulihan pasca pandemi COVID-19 di kawasan regional, ASEAN diharapkan dapat mempercepat terwujudnya intergrasi digital yang berpotensi menghasilkan peningkatan GDP negara-negara di kawasan tersebut hingga senilai 1 triliun dolar AS pada 2025, menurut Deputy Secretary-General for ASEAN Economic Community Dr. Aladdin D. Rillo.

"Saya melihat konektivitas dan transformasi digital sebagai prioritas utama dan menjadi isu bersama yang saling terkait dan memengaruhi ekonomi semua sektor. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan pendekatan atau respon dan partisipasi dari multi-stakeholder, termasuk sektor swasta seperti Huawei,” kata Aladdin D. Rillo dalam siaran pers, Jumat.

Rillo menambahkan bahwa ASEAN membutuhkan kontribusi dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari negara, akademik, hingga sektor swasta – termasuk perusahaan seperti Huawei -- untuk menjawab sejumlah kebutuhan yang menjadi prioritas negara-negara di kawasan serta memastikan keberlangsungan transformasi digital, termasuk dalam hal ini adalah mengembangkan keterampilan digital, mendorong terwujudnya tata kelola data digital, memperkuat keamanan siber dan meningkatkan konektivitas digital.

Baca juga: Huawei IdeaHub untuk kolaborasi "smart office"

Baca juga: Pendiri Huawei minta Honor jadi pesaing terbesar pasca perpisahaan


Hal itu dapat dituntaskan melalui pertukaran data guna memandu dalam penyusunan kebijakan dan pelayanan publik, serta melalui penyediaan beragam solusi digital untuk tujuan membangun resiliensi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah dan semakin berperan fundamental dalam menanggulangi COVID-19 serta membantu meringankan dampak buruknya.

Berbagai industri di kawasan ASEAN makin meyakini bahwa TIK mampu menjadi pendorong utama bagi percepatan pemulihan pasca pandemi. Transformasi digital juga diyakini akan makin memperkuat konektivitas di antara anggota ASEAN dan mendorong negara-negara tersebut untuk memanfaatkan penggunaan teknologi digital dengan lebih baik lagi guna mendukung pertumbuhan bisnis maupun kepentingan pemerintah serta masyarakat di kawasan yang berpenduduk 650 juta jiwa.

Dr. Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI) mengatakan, “Diskusi Huawei Indonesia-FCPI ini menunjukkan dengan jelas bagaimana transformasi ekonomi digital menjadi variabel kunci bagi ASEAN dalam skenario pemulihan pasca pandemi."

"Transformasi tersebut ditandai dengan digitalisasi di berbagai sektor, baik ekonomi, reformasi struktural, dan pembangunan yang inklusif. Pendekatan transformasional tersebut dibutuhkan untuk memastikan makin banyaknya peluang kerja yang tercipta dan makin besarnya kapasitas ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," kata dia.

Odo Manuhutu, Deputi Menteri Koordinator Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan, “Kami menyambut baik forum yang diselenggarakan oleh Huawei Indonesia dan FCPI ini. Forum ini bermanfaat dalam memperkaya wawasan dan pengalaman penting tentang bagaimana negara-negara dengan latar belakang yang berbeda di kawasan ini menerapkan pendekatan yang berbeda pula dalam memanfaatkan penggunaan teknologi digital sebagai solusi untuk keluar dari krisis multidimensi.”

“Di Indonesia, ada hikmah lain di balik awan pandemi. Saat ini, lebih dari 3,2 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) telah beralih ke digital dan melibatkan lebih dari 11,2 juta tenaga kerja. Seiring dengan tren yang makin mengarah ke budaya belanja daring, teknologi juga akan terus mendorong industri untuk bergabung dengan ekosistem digital guna menjangkau pasar konsumen yang lebih luas,” tambah Odo.

Jay Chen, Vice President Huawei Asia Pasifik meyakini bahwa peningkatan pengetahuan, teknologi dan data, serta terwujudnya integrasi digital akan turut mendukung negara-negara ASEAN dalam menyelaraskan upaya mereka mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan, serta membuka pintu bagi ASEAN agar makin solid sebagai kekuatan ekonomi yang sesungguhnya dan otonom di kancah perekonomian digital dunia.

“Sebagai penyedia infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta perangkat-perangkat cerdas terkemuka global, Huawei berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama dengan para mitranya di seluruh dunia dalam rangka mendukung ASEAN melalui inisiatif-inisiatif yang digelar untuk tujuan transformasi dan integrasi kawasan,” ucap Jay Chen.

Baca juga: Samsung dan Huawei pimpin pasar ponsel 5G

Baca juga: Huawei jual Honor ke Shenzen Zhixin New Information Technology

Baca juga: Huawei Indonesia perkenalkan arsitektur "Intelligent Twins"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020