Google meluncurkan "Travel Insights with Google" yang menyajikan data dan analisis secara global untuk industri pariwisata dan perjalanan. Situs itu dibuat untuk memahami permintaan konsumen dan menyusun rencana dengan alat-alat yang ada.
"Dalam hal pemulihan pariwisata, saya percaya teknologi digital bisa menjadi bagian dari solusi. Alat Destination Insights yang dikembangkan Google adalah salah satunya," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusbandio, dalam siaran pers bersama Google Indonesia, dikutip Jumat.
Baca juga: Bagi-bagi nasi padang di penerbangan menuju Padang
Baca juga: Singapura kenalkan cara berwisata baru lewat SingapoReimagine
Situs ini memiliki tiga alat penyedia data dan analisis, yaitu Destination Insights, Hotel Insights dan Travel Analytic Center.
Alat Destination Insights memberikan gambaran yang jelas asal utama permintaan untuk suatu destinasi, termasuk destinasi dalam negeri yang paling banyak menarik minat kunjungan.
Pelaku pariwisata dan perjalanan bisa memetakan kemungkinan kembali rute tertentu dan pilihan tempat yang paling strategis untuk berkomunikasi dengan calon pengunjung potensial.
"Alat ini sangat berguna karena membantu semua pemain industri perjalanan memahami tren permintaan real-time dan perkembangan situasi industri perjalanan di tengah pandemi," kata Wishnutama.
Hotel Insights dirancang untuk membantu industri perhotelan, terutama pelaku hotel kecil dan independen untuk memahami asal permintaan kamar dan properti, serta cara menargetkan pemasaran mereka.
Alat terakhir, Travel Analytics Center, tersedia bagi mitra komersial Google di sektor perjalanan. Organisasi bisa menggabungkan data dari akun Google mereka dengan data dan analisisi permintaan Google yang lebih luas.
Dengan cara ini, pengguna bisa mendapat gambaran jelas mengenai cara pengelolaan operasional dan peluang menjangkau calon pengunjung.
Managing Director Google Indonesia, Randy Jusf menyatakan situs Travel Insights with Google akan menjadi destinasi terpusat untuk sumber daya Google lainnya, selain sebagai alat penyedia data dan analisis.
"Industri perjalanan global sangat terdampak oleh COVID-19. Namun, kami melihat ada sejumlah harapan dengan naiknya penerbangan domestik banyak negara serta upaya pemerintah untuk mencari cara membuka perjalanan internasional secara aman," kata Randy.
Baca juga: Google Travel tambah fitur rencana perjalanan
Baca juga: Festival Jalan-Jalan tawarkan wisata hemat
Baca juga: Jepang habiskan 3,7 miliar dolar AS untuk dukung kampanye perjalanan
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020