Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) menggelar Pekan untuk Sahabat Karakter (PUSAKA) 2020 yang bertujuan mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang diselenggarakan secara virtual pada 10 hingga 12 Desember 2020.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menyatakan Sistem Pendidikan Nasional mengedepankan nilai-nilai ketuhanan yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia serta unggul dalam inovasi dan teknologi.
“Melalui Profil Pelajar Pancasila, akan mampu menghasilkan generasi muda yang bisa menghadapi tantangan global dan revolusi industri 4.0,” ujar Mendikbud dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Menteri Nadiem menjelaskan Profil Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam nilai utama yaitu pertama: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
Baca juga: Indonesia-Jepang perkuat kerja sama pengembangan ekosistem reka cipta
Baca juga: Nadiem: Kampanye pencegahan penyebaran COVID-19 harus mudah dipahami
Kedua, berkebinekaan global, yaitu mampu mencintai keberagaman dan berpartisipasi dalam kompentensi, mampu memproses informasi secara kritis, serta dapat berkomunikasi dengan baik antar agama dan ras masyarakat di Indonesia.
Selanjutnya, sebagai poin ketiga yaitu gotong royong. Menurut Mendikbud, gotong royong adalah salah satu unsur yang harus dimiliki seseorang agar dapat berkolaborasi dan bekerja dalam tim.
“Bagaimana cara kita berempati terhadap sesama,” ujarnya.
Sedangkan poin keempat, kreatif yaitu kemampuan berinovasi. Berikutnya, karakter Pelajar Pancasila kelima, bernalar kritis yaitu kebal terhadap hoaks.
“Bernalar kritis dalam memecahkan masalah, kemampuan berpikir secara adiktif,” ucap Mendikbud.
Karakter keenam yang harus dimiliki yaitu mandiri. Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, meregulasi diri sendiri, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mendikbud menggambarkannya dengan sosok individu yang memiliki inisiatif untuk memperbaiki dirinya sendiri.
“Jika nilai-nilai karakter itu ditanamkan pada generasi muda sedini mungkin, akan tertanam nilai karakter Pancasila dan dapat melahirkan bibit unggul yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa,” kata Mendikbud.
Hal senada juga dikatakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Agus Sartono.
“Membentuk karakter peserta didik bukan sekedar membuat anak itu begitu cerdik pandai, tetapi harus membuat anak didik menjadi berbudaya dan berkarakter yang baik,” kata Agus.
Menurut Deputi Agus Sartono, pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah harus dilakukan secara konsisten.
Pengembangan karakter dapat dilakukan melalui keteladanan. Jika dilakukan, diajarkan, dibiasakan dan dilatih konsisten secara terus menerus karakter baik akan menjadi budaya dan akan melekat dalam pribadi generasi muda.
“Oleh karenanya saya berpesan kepada seluruh tenaga pendidik jangan bosan dalam mendidik peserta didik menjadi berbudaya, jadilah setiap (dari) kita, guru di lingkungan masing-masing,” pesan Agus Sartono.
Sejumlah kegiatan yang merupakan rangkaian PUSAKA yaitu Seminar Virtual Nasional PUSAKA, Pameran Virtual, Parade Aksi, serta Malam Apresiasi bagi Sahabat Karakter dengan segmen spesial yaitu Bincang Mendikbud bersama perwakilan orang tua, murid, dan guru yang disiarkan di stasiun TV.*
Baca juga: Pendidikan keterampilan hidup Unicef sejalan dengan tujuan pendidikan
Baca juga: Mendikbud: Pembelajaran tatap muka dilakukan dengan syarat yang ketat
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020