• Beranda
  • Berita
  • Menhub peletakan batu pertama pembangunan dua pelabuhan di Bali

Menhub peletakan batu pertama pembangunan dua pelabuhan di Bali

12 Desember 2020 13:18 WIB
Menhub peletakan batu pertama pembangunan dua pelabuhan di Bali
Menhub Budi Karya Sumadi (kanan) didampingi Gubernur Bali Wayan Koster saat simbolis peletakan batu pertama di Sanur (ANTARA/I Komang Suparta/Ist/2020)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar dan Pelabuhan Bias Munjul, Kabupaten Klungkung, Bali.

"Kami berharap dengan nantinya di bangun pelabuhan tersebut akan dapat memajukan pembangunan di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Termasuk juga memperlancar transportasi laut antara Bali daratan dengan kepulauan Nusa Penida," kata Menhub Budi Karya Semadi pada acara peletakan batu pertama pembangunan di Sanur, Bali, Sabtu.

Ia mengatakan pembangunan pelabuhan tersebut sepenuhnya dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dalam anggaran tersebut dibangun tiga pelabuhan, yakni dua di Kecamatan Nusa Penida dan satu pelabuhan di Sanur, Kota Denpasar.

Baca juga: Antisipasi libur akhir tahun, Menhub tinjau Bandara Ngurah Rai

"Saya berharap dengan dibangunnya pelabuhan itu, nantinya akan memperlancar transportasi laut untuk tujuan Nusa Penida atau sebaliknya. Terlebih di kawasan Nusa Penida salah satiu objek wisata yang terkenal di Bali," ucapnya.

Menhub Budi karya Semadi berharap dengan pembangunan pelabuhan tersebut masyarakat yang akan bepergian tidak lagi turun ke pantai, seperti kondisi sekarang. Warga terpaksa untuk menuju kapal cepat (boat) turun ke pantai dan menerobos gelombang.

"Pembangunan pelabuhan di tiga lokasi ini akan memberi kenyamanan kepada masyarakat maupun wisatawan yang akan berkunjung ke Nusa Penida. Sebab kawasan pelabuhan ini di desain atau rancang bangun sesuai dengan kondisi pelabuhan yang mengacu pada budaya setempat," katanya.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pelabuhan ini sangat penting bagi kemajuan di Nusa Penida dan Bali pada umumnya. Karena selama ini warga yang menyeberang dengan menggunakan kapal cepat harus menerobos air laut. Bahkan ada juga harus digendong menuju kapal cepat.

Baca juga: Menhub tinjau uji coba bongkar muat Pelabuhan Patimban

"Jika ombak gede, naik speed boat harus digendong. Saya lihat ibu-ibu yang membawa sesaji akan sembahyang di Pura Ratu Gede Dalem Peed. Kondisi ini menjadi pemandangan sejak dahulu. Maka dari itu saya berupaya melakukan usulan ke pada pemerintah pusat agar dibangunan pelabuhan penyeberangan," katanya.

Koster menbatakan ada tiga alasan pembangunan pelabuhan ini, yakni pertama, merupakan penyeberangan yang diperlukan untuk upacara adat di Pura Dalem Peed. Kedua, merupakan pusat lalulintas warga Denpasar dan Bali pada umumnya dan warga Nusa Penida yang sering bolak-balik melakukan aktivitasnya. Dan ketiga, kunjungan wisatawan makin tinggi ke Nusa Penida.

"Kalau yang lewat tempat ini (Sanur) lima ribu sampai enam ribu orang lebih dalam sehari, bayangkan kalau semua harus menaikkan celana atau buka sepatu," ucap Koster.

Ia pun berharap agar pelabuhan ini bisa bermanfaat dalam kemajuan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat ,khususnya di Sanur.

Total anggaran untuk pembangunan Pelabuhan Sanur yakni Rp380 miliar, Pelabuhan Sampalan Nusa Penida sebesar Rp82 miliar dan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan Rp97 miliar lebih.

"Jadi nilai semuanya Rp560 miliar lebih dalam 2 tahun anggaran, yakni tahun 2021 dan 2022. Nusa Penida dan Nusa Ceningan selesai akhir 2021, sedangkan Sanur selesai tahun 2022. Karena lebih luas, dan desain khusus," kata Koster.


 

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020