Kementerian Kesehatan menyebutkan kejadian itu "sedang diselidiki guna memastikan apakah hal itu terkait dengan vaksin tersebut atau apakah ada penjelasan lainnya."
Sinopharm Group, yang melakukan uji klinis di Peru dengan melibatkan sekitar 12.000 relawan, hampir menyelesaikan uji coba tahap pertama dalam beberapa hari kedepan. Sejauh ini sekitar 36.544 orang di Peru meninggal akibat pandemi virus corona.
"Keputusan untuk menghentikan sementara uji klinis merupakan langkah keamanan yang dipertimbangkan dalam aturan uji klinis sekaligus protokol yang digunakan untuk melindungi kesehatan para subjek penelitian," bunyi pernyataan Kementerian Kesehatan.
Kepala penelitian di Universitas Cayetano Heredia, German Malaga, yang langsung turun dalam riset tersebut, mengatakan seorang relawan pernah mengalami kelemahan otot di kakinya di antara gejala yang lain.
Sumber: Reuters
Baca juga: Peru peroleh 23,1 juta dosis vaksin COVID-19 dari Pfizer, COVAX
Baca juga: Angka kematian COVID-19 Peru tertinggi di Amerika Latin
Baca juga: Presiden Peru ancam ambil alih RS swasta selama pandemi COVID-19
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020