Banyak tantangan karena pelaksanaan pilkada di tengah pandemik COVID-19.
Akademisi dari Universita Brawijaya Bambang Supriyono menilai pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 berjalan efektif dan transparan di tengah pandemi COVID-19.
"Banyak tantangan karena pelaksanaan pilkada di tengah pandemik COVID-19, dan semua itu bisa dilewati dengan penyelenggaraan pilkada yang lebih efektif, efisien, dan transparan," kata Bambang di Jakarta, Ahad.
Menurut dia, pelaksanaan pilkada yang berhasil di tengah pandemi COVID-19 bisa dijadikan pengalaman berharga yang bisa dipetik, yakni penyelenggaraan pilkada tidak harus disertai dengan pengerahan massa.
"Proses demokrasi perlu patuh pada semua aturan, termasuk protokol kesehatan," tuturnya.
Pakar kebijakan pubik ini mengatakan bahwa pengalaman bahwa dukungan teknologi informasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan pilkada.
Baca juga: Polres Tanjungpinang periksa saksi dugaan kasus penganiayaan oleh KPPS
Baca juga: Polres Tanjungpinang periksa saksi dugaan kasus penganiayaan oleh KPPS
Yang terpenting, kata dia, pilkada yang berkualitas, di antaranya jika diikuti banyak kontestan yang visioner.
"Banyaknya kontestan yang berkualitas perlu menjadi catatan penting untuk mendukung terwujudnya kualitas demokrasi," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Paulus C. Siswantoko mengatakan bahwa secara keseluruhan pilkada serentak, 9 Desember 2020, telah berlangsung dengan aman dan lancar.
"Kekhawatiran banyak orang pun terbantahkan. Pilkada benar-benar dijalankan dengan tingkat kepatuhan pada protokol kesehatan COVID-19 yang tinggi," katanya.
Menurut Paulus C. Siswanto, keberhasilan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 dengan protokol kesehatan ini jadi cermin bahwa kepercayaan publik pada pemerintah makin besar sehingga pelaksanaan pilkada di tengah pandemi yang dikhawatirkan jadi klaster penyebaran COVID-19 tidak terjadi.
Ia pun mengapresiasi kerja keras yang ditunjukkan oleh penyelenggara pemilu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Satgas COVID-19, serta Polri dan TNI.
Baca juga: Satgas RLTS temukan ratusan formulir C-6 Pilkada Medan di rumah warga
Baca juga: Satgas RLTS temukan ratusan formulir C-6 Pilkada Medan di rumah warga
"Tentunya kami mengapresiasi kepada penyelenggara pilkada, dalam hal ini KPU, Bawaslu, dan tentu juga Kementerian Dalam Negeri sebagai representasi pemerintah, yang telah merencanakan dan merealisasikan pilkada secara baik, lancar, dan aman sesuai dengan protokol kesehatan," tutur Romo Paulus.
Menurut dia, KWI yang merupakan organisasi Gereja Katolik beranggotakan para uskup dan keuskupan di seluruh Indonesia menilai Pilkada Serentak 2020 yang telah berlangsung dengan baik dan memenuhi ekspektasi publik serta layak disyukuri.
"Kami pikir pilkada kali ini mencerminkan tingginya kesadaran masyarakat terhadap tanggung jawab politik yang diwujudkan dalam partisipasi untuk memberikan hak suaranya meskipun di tengah pandemi COVID-19," ujarnya.
Romo Paulus berpendapat bahwa Pilkada Serentak 2020 dapat dikatakan merupakan salah satu pemilihan umum terbesar di dunia tahun ini.
"Ini setidaknya jika dilihat dari skala geografis dan jumlah penduduk yang turut serta, bukan perkara gampang menyelenggarakan pilkada sebesar ini. Terlebih di tengah merebaknya wabah COVID-19 yang telah menjadi pandemi dunia," ucapnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020