Tidak ada korban jiwa akibat ambrolnya jalan tersebut. Namun, arus lalu lintas yang biasa menggunakan jasa perahu penyeberangan antardesa di dua kabupaten yang berhimpitan ini otomatis terganggu.
"Air Sungai Brantas meluap, arusnya sangat deras dan melewati area yang tidak biasanya dilalui aliran air sungai sehingga badan jalan ini amblas tergerus air bah yang datang," kata Priyatna, salah satu kru perahu penyeberangan yang saat ini terpaksa istirahat tidak bekerja karena arus sungai tidak aman untuk aktivitas penyeberangan sungai.
Baca juga: SAR gabungan evakuasi siswa yang tenggelam di Sungai Brantas
Baca juga: 2 korban tenggelam di Sungai Brantas ditemukan
Supervisor Perum Jasa Tirta Tulungagung, Abdul Basit mengatakan akses itu merupakan jalan alternatif, kendati begitu pihaknya akan memperbaiki jalan itu.
"Ini sudah ranah sosial karena jalan ini akses ekonomi warga,” kata Basit.
Untuk itu, PJT berencana untuk secepatnya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai(BBWS) dan Dinas PUPR Tulungagung.
Koordinasi ini untuk membahas anggaran dengan pihak yang berwenang dalam melakukan perbaikan.
"Karena sekarang akhir tahun, kemungkinan juga tidak ada anggaran dalam waktu dekat," ujar Basit.*
Baca juga: Petugas cari korban tenggelam di Sungai Brantas wilayah Jombang
Baca juga: Petugas BPBD cek lokasi kemunculan buaya di Sungai Brantas
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020