• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah diminta lebih perhatikan perempuan adat

Pemerintah diminta lebih perhatikan perempuan adat

16 Desember 2020 20:07 WIB
Pemerintah diminta lebih perhatikan perempuan adat
Ilustrasi - Seorang perempuan Suku Dayak Taman menuangkan minuman ke Mandau yang akan digunakan untuk menebas palang pintu saat menjalankan ritual Mararatatak atau buang pantang di kediaman keluarga ID Soeryamassoeka di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (14/1/2020). Upacara buang pantang menurut adat Dayak Taman Kapuas Hulu tersebut untuk mengakhiri masa pantang berupa tidak bersenang-senang dan memutar musik yang telah dilakukan sebelumnya selama seminggu lebih karena berduka atas meninggalnya anggota keluarga. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.
Ketua Umum Persekutuan Perempuan Adat Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Perempuan AMAN) Devi Anggraini mengatakan seharusnya pemerintah bisa lebih memperhatikan perempuan adat dan masyarakat dalam pengambilan kebijakan.

"Ada yang perlu diperhatikan negara terkait wilayah adat, perlakuan terhadap masyarakat adat, dan memastikan penguatan serta fasilitasi perempuan adat," kata Devi dalam simposium yang diikuti secara daring dari Jakarta, Rabu.

Devi mengatakan masih kerap terjadi konflik pembangunan di beberapa wilayah adat. Perempuan adat masih kerap ditinggalkan dalam penyelesaian konflik serta pembangunan.

Riset yang dilakukan Perempuan AMAN menemukan partisipasi masyarakat adat, terutama perempuan adat, dalam pembangunan di daerahnya sendiri masih sangat rendah.

Baca juga: Menteri PPPA: Peran perempuan adat diakui secara global

Baca juga: Cara perempuan adat bertahan di masa pandemi COVID-19


Di sisi lain, perempuan adat yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga yang memiliki keluarga mengalami banyak keterbatasan dan hambatan untuk bisa keluar dari kampungnya.

"Banyak situasi dan tantangan yang dihadapi perempuan adat. Perlu ada tindakan kolektif yang terorganisasi dan sistematis untuk bisa membuat keterbatasan dan hambatan tersebut dapat dihadapi oleh perempuan adat," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengatakan peran perempuan dan masyarakat adat dalam kemajuan bagi sesama telah diakui pemangku kepentingan global maupun nasional.

"Hak yang sama antara laki-laki dan perempuan sedang kencang digelorakan. Di Indonesia, jaminan itu tertuang secara jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024," katanya.

Sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, Bintang menyatakan pemerintah berkomitmen terus berjuang, mengisi kesenjangan-kesenjangan yang masih terbuka untuk memberikan hak dan pelindungan bagi seluruh perempuan dan anak Indonesia, termasuk perempuan dan anak-anak dari masyarakat adat.*

Baca juga: RUU Masyarakat Adat harus penuhi hak kolektif perempuan adat

Baca juga: Sejumlah perempuan berpakaian adat ikut unjuk rasa dukung RUU KPK

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020