Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari naik 32 sen, menjadi menetap di 51,08 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 20 sen menjadi ditutup pada 47,82 dolar AS per barel, level tertinggi dalam sembilan bulan.
Persediaan minyak mentah AS turun 3,1 juta barel dalam sepekan hingga 11 Desember, kata Badan Informasi Energi (EIA) Para analis memperkirakan untuk penurunan 1,9 juta barel, setelah stok melonjak dalam data pekan lalu.
“Kami tidak mampu menambah (stok) setelah minggu lalu,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho. “Paket stimulus AS tampaknya sedang diproses, yang juga akan mendukung.”
Para pemimpin Kongres AS mengatakan kemajuan substansial telah dibuat dalam kebuntuan selama berbulan-bulan mengenai bantuan virus corona dan RUU pendanaan untuk mencegah penutupan pemerintah.
Permintaan minyak AS anjlok sekitar 13 persen tahun ini karena pandemi virus corona, dan angka penjualan ritel pada Rabu (16/12/2020) menunjukkan penurunan pengeluaran untuk kedua bulan berturut-turut saat kebangkitan kembali kasus COVID-19.
Permintaan di seluruh dunia buruk, dengan rebound yang paling menonjol terjadi di China. Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan pada Selasa (15/12) bahwa perlu beberapa waktu untuk membalikkan jatuhnya permintaan minyak global selama pandemi.
IEA merevisi turun perkiraannya untuk permintaan minyak tahun ini sebesar 50.000 barel per hari (bph) dan untuk tahun depan sebesar 170.000 barel per hari, mengutip pengurangan penggunaan bahan bakar jet karena lebih sedikit orang yang bepergian melalui udara.
Di Eropa, Jerman mulai melakukan penguncian ketat pada Rabu (16/12/2020) ketika jumlah kematian yang terdaftar akibat COVID-19 melonjak dengan peningkatan harian tertinggi.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020