keberhasilan dalam mengembangkan usaha dan menambah investasi menunjukkan bahwa investasi di Indonesia merupakan pilihan menarik dan tepat
Industri komponen otomotif yang memproduksi pelek kendaraan bermotor PT Meshindo Alloy Wheel menambah lini produksi di tengah hantaman pandemi COVID-19, yang ditargetkan dapat memperkokoh sektor komponen otomotif nasional, sekaligus berperan dalam program substitusi impor.
“Tentunya keberhasilan dalam mengembangkan usaha dan menambah investasi menunjukkan bahwa investasi di Indonesia merupakan pilihan menarik dan tepat,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BBPI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi lewat keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Doddy menuturkan PT Meshindo Alloy Wheel merupakan produsen pelek nasional yang berpengalaman di sektor komponen otomotif.
Perusahaan tersebut berdiri sejak tahun 1991 serta telah mendapat sertifikat SNI ISO 9001:2015 untuk sistem Manajemen Mutu. Selain itu, produknya sudah mendapatkan Standar Proses Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kementerian Perindustrian.
“Tentunya kami sangat mengapresiasi PT Meshindo Alloy Wheel yang kali ini melakukan penambahan lini produksi untuk pelek kendaraan bermotor kategori L, atau pelek sepeda motor berdiameter 13 sesuai SNI 4658: 2008,” sebutnya.
Doddy berharap penambahan investasi pada sektor tersebut terus berlanjut, sejalan dengan program substitusi impor. Pasalnya, beberapa produk hulu dari industri pelek masih belum diproduksi di dalam negeri. Kemudian ada yang kapasitasnya harus ditambah sampai beberapa kali lipat, seperti ingot jenis A 356.2.
“Kami terus mendorong para pelaku industri untuk berinovasi serta meningkatkan kemampuan produksi, sehingga mengurangi ketergantungan impor, termasuk dalam mendorong utilisasi industri pelek dalam negeri. Kami berharap para produsen pelek lebih maju lagi,” ujarnya.
Pemerintah juga berupaya memproteksi industri pelek nasional dari serbuan produk-produk impor, sekaligus berusaha menjadikan produk pelek nasional menjadi primadona di negeri sendiri. Upaya yang dilakukan antara lain melalui kebijakan safeguard dan antidumping.
Instrumen lainnya adalah pembenahan Lembaga Sertifikasi Produk untuk penerbitan SPPT SNI, penerapan SNI wajib. Selanjutnya, penyesuaian tata niaga impor pelek melalui sistem informasi industri nasional (SIINAS).
“Upaya-upaya tersebut sekaligus merupakan jaminan dari pemerintah bahwa produk nasional akan menjadi penguasa pasar di dalam negeri, sehingga para pelaku industri tidak perlu khawatir,” jelasnya.
Direktur Produksi PT Meshindo Alloy Wheel, Syamsuri mengungkapkan produksi pelek kategori M dan penambahan lini produksi pelek Kategori L dengan merek dagang MSD dapat semakin mengukuhkan perusahaannya sebagai produsen pelek terbesar di Indonesia, dengan kapasitas 840.000 buah per tahun.
“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah, khususnya kepada Kemenperin selaku pembina industri, yang telah mendukung para pelaku industri untuk bisa meningkatkan utilisasi, meski saat pandemi seperti ini,” ujarnya.
Syamsuri juga mengapresiasi upaya yang dilakukan Kemenperin untuk mendorong industri pelek agar bisa terus berkembang melalui berbagai regulasi dan proteksi.
“Ini juga membuat kami lebih bersemangat mengintegrasikan struktur hilirisasi pada industri pelek,” tuturnya.
Baca juga: IKM komponen dijodohkan dengan pemasok APM otomotif
Baca juga: Kemenperin gelar pameran industri komponen otomotif
Baca juga: Kemenperin: Daya saing industri otomotif dan komponen harus sejalan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020