• Beranda
  • Berita
  • UNESCO tetapkan pantun sebagai warisan budaya dunia takbenda

UNESCO tetapkan pantun sebagai warisan budaya dunia takbenda

17 Desember 2020 22:46 WIB
UNESCO tetapkan pantun sebagai warisan budaya dunia takbenda
ilustrasi - Dua budayawan Raja Muhammad Zein dan Kasmuri berbalas pantun dalam menyampaikan pesan ibu, agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan, dalam Bunga Rampai Seni Melayu di Batam, Kamis.

Pantun bagi masyarakat Melayu bukan hanya sebagai alat komunikasi sosial namun juga kaya akan nilai-nilai yang menjadi panduan moral ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh  Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB -UNESCO)

Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Prof. Surya Rosa Putra kepada Antara London, Kamis mengatakan penetapan itu ditetapkan pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis, Kamis.

Dikatakan Nominasi Pantun diajukan secara bersama Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui UNESCO. Sebelumnya Pencak Silat diinskripsi sebagai Warisan Budaya Takbenda 12 Desember 2019.

Surya Rosa Putra mengatakan UNESCO menilai Pantun memiliki arti penting bagi masyarakat Melayu bukan hanya sebagai alat komunikasi sosial namun juga kaya akan nilai-nilai yang mejadi panduan moral.

Dikatakannya pesan disampaikan melalui Pantun umumnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antar manusia.


Baca juga: Pencak Silat resmi sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia
 

“Bagi Indonesia, keberhasilan penetapan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda tidak lepas dari keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan,” ujarnya.

Dikatakannya keterlibatan baik pemerintah pusat dan daerah, maupun berbagai komunitas terkait Pantun seperti Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdung Morro, Komunitas Joget Dangdung Sungai Enam, Komunitas Gazal Pulau Penyengat, Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia.

Prof. Surya menyampaikan sebagai nominasi Indonesia pertama diajukan bersama dengan negara lain, inskripsi Pantun memiliki arti penting bagi Indonesia dan Malaysia, yang merefleksikan kedekatan dua negara serumpun yang berbagi identitas, budaya, dan tradisi Melayu.


Baca juga: Menapak jalan Benteng Keraton Buton Baubau sebagai warisan dunia
 

Bagi komunitas Melayu, Pantun memiliki peran penting sebagai instrumen komunikasi sosial dan bimbingan moral yang menekankan keseimbangan, harmoni, dan fleksibilitas hubungan dan interaksi antarmanusia dalam syairnya.

“Hari ini, tidak hanya sebagai identitas Melayu, Pantun juga telah menjadi media pendukung dalam pemberdayaan ekonomi kreatif,” ujarnya.

Diharapkan Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan pelindungan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda melalui pelibatan aktif komunitas lokal di kedua negara.

Pantun juga dilestarikan dengan diajarkan secara formal di sekolah dan melalui kegiatan kesenian. 



Baca juga: Lestarikan budaya melalui jurus "Kuntaw" dan pantun "Mamanda"

Baca juga: Bangka budayakan berpantun di acara resmi


 

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020