• Beranda
  • Berita
  • Psikolog: Jangan gunakan kalimat yang dibuat lucu pada anak

Psikolog: Jangan gunakan kalimat yang dibuat lucu pada anak

18 Desember 2020 06:23 WIB
Psikolog: Jangan gunakan kalimat yang dibuat lucu pada anak
Ilustrasi (Pixabay)

Penting mengajari anak bicara dengan lebih jelas misalnya tidak memakai kalimat yang dilucu-lucuin

Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani mengingatkan orang tua untuk mengajari anak bicara dengan jelas, untuk membantunya belajar berpikir cepat.

"Penting mengajari anak bicara dengan lebih jelas misalnya tidak memakai kalimat yang dilucu-lucuin. Katakan dengan kalimat jelas seperti bicara dengan orang namun lebih singkat," kata wanita yang akrab disapa Nina itu dalam webinar, Kamis (17/12).

Dia menyarankan orang tua membantu anak memperbanyak kosa kata dengan membaca dan mengajak mereka mengobrol. Saat kehabisan ide, bawa buku anak dan bacakan pada mereka.

Baca juga: Bermain bareng anak tidak perlu ribet, kata psikolog

Baca juga: Psikolog: Anak yang suka merundung karena kesalahan pola asuh

Cara ini sekaligus bisa membuka wawasan si kecil tentang apa yang ada di sekitarnya sehingga kemampuan berpikirnya lebih terstimulasi.

Untuk anak usia 1-5 tahun, bermain teka-teki semisal permainan menyembunyikan barang juga bisa menjadi pilihan untuk menstimulasinya berpikir cepat.

Selain berpikir cepat, anak juga diharapkan bisa percaya diri. Salah satu yang bisa orang tua lakukan, memberikan kesempatan mereka untuk memilih dan merawat diri sendiri.

"Misalnya saat memilih baju, berikan pujian ketika anak menunjukkan perilaku baik, berikan kesempatan anak melatih kemampuan merawat diri misalnya mandi sendiri, makan sendiri sesuai kemampuan dia," tutur Nina.

Potensi prestasi lain yang diharapkan muncul pada anak yakni aktif bersosialisasi. Menurut Nina, agar ini tercapai orang tua bisa mulai dengan menggunakan bahasa utama dalam keseharian saat berkomunikasi agar dia terbiasa mengerti bagaimana berinteraksi dengan orang lain.

Lalu, dengarkan dan beri respon positif saat anak mulai berinteraksi dengan org lain, ajak mereka untuk melakukan aktivitas permainan pretend play atau roleplay.

Selain stimulasi, Nina juga mengingatkan pentingnya asupan nutrisi yang tercukupi, memberikan ruang aman untuk anak bergerak sebagai bagian komponen penting anak bisa tumbuh tinggi.

Baca juga: Psikolog ingatkan orang tua tidak takuti anak tentang COVID-19

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020