"Bank Syariah Indonesia harus meningkatkan keunggulan kompetitif, harus ada peningkatan di semua sektor baik pelayanan, segmen pasar, pembiayaan UMKM, dan digitalisasi pelayanan perbankan," ujar Junaidi Auly dalam rilis di Jakarta, Sabtu.
Berbicara soal tantangan, Junaidi menambahkan Bank Syariah Indonesia harus lebih berani dalam inovasi produk dalam rangka pelayanan kepada masyarakat yang sesuai dengan jati diri yang dimiliki dan tetap sesuai prinsip syariah.
Baca juga: BI: Merger bank syariah perkuat daya saing keuangan syariah RI
Ia mengemukakan bahwa dengan berinovasi terhadap produknya diharapkan dapat menarik minat nasabah dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
Selain itu, ujar dia, Bank Syariah Indonesia harus terus menggencarkan upaya meningkatkan tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat.
Data OJK mencatat inklusi keuangan syariah 11,1 persen pada 2018 dan mengalami penurunan menjadi 9,10 persen di 2019 dan indeks literasi keuangan syariah tercatat 8,1 persen di 2018 meningkat menjadi 8,93 persen pada 2019. Sedangkan literasi keuangan konvensional mampu meningkat lebih signifikan dari 29,5 persen pada 2018 menjadi 37,72 persen pada 2019.
"Literasi keuangan syariah merupakan tantangan terbesar yang harus diperhatikan bersama, perlu ada terobosan dalam upaya meningkatkan literasi keuangan syariah dengan sosialisasi dan edukasi ke berbagai kelompok masyarakat," katanya.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia siapkan rencana bisnis 2021-2023
Ia menegaskan potensi perbankan syariah ke depan masih sangat besar dan menjanjikan, namun tantangan yang dihadapi juga tidak kalah besar sehingga merger Bank Syariah Indonesia diharapkan mampu mendorong tujuan ekonomi syariah dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.
Sebagaimana diwartakan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai merger tiga bank syariah akan memperkuat daya saing ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air karena Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan ekonomi syariah.
"BI menyambut gembira merger bank syariah ini karena BI sangat mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," kata Perry dalam jumpa pers virtual usai Rapat Dewan Gubernur BI edisi Desember 2020 di Jakarta, Kamis (17/12).
Gubernur BI menyambut baik inisiatif positif dan sejalan dengan masterplan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang digariskan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Sebelumnya, tiga bank syariah milik Himbara bergabung yakni BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Mandiri Syariah.
Akta penggabungan ketiga bank syariah itu sudah ditandatangani pada 16 Desember 2020 sebagai salah satu legalitas menuju penggabungan yang rencananya mulai berlangsung pada Februari 2021.
Merger tiga bank syariah yang dinamakan Bank Syariah Indonesia (BSI) itu dinilai akan menjadi salah satu bank syariah terbesar di Indonesia bahkan global, dengan aset mencapai Rp214 triliun dan modal inti Rp20,4 triliun.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020