Jumlah kopi yang diekspor oleh pengusaha di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat ke sejumlah negara mencapai 400 ton setiap tahun.Pemprov Sulbar diharapkan dapat menyediakan kontainer dan permodalan untuk memudahkan pengusaha di Sulbar memasarkan komoditi kopinya
Ketua Koperasi Petani Kopi Kampoeng, Yakub Tato', di Mamuju, Minggu, mengatakan tujuan ekspor kopi Mamasa, antara lain Taiwan, Korea, dan Rusia.
Ia mengatakan pengusaha kopi di Mamasa terus menjaga kualitas kopi untuk memenuhi target ekspor secara berkelanjutan.
"Ekspor kopi Mamasa telah dipengaruhi pandemi COVID-19, akibatnya di Mamasa masih terdapat 60 ton kopi yang belum dipasarkan, meskipun kopi Mamasa telah berkualitas ekpor," katanya.
Dia menjelaskan kopi di Mamasa yang berkualitas itu, telah menjuarai sejumlah agenda, di antaranya kontes kopi tingkat nasional yang diselenggarakan Assosiasi Eksport Kopi Indonesia (AEKI) di Yogyakarta pada 2018, kualitas kopi Arabika berhasil menjadi juara satu.
Baca juga: Memuliakan Kopi Pagaralam
Selain itu, pada 2019 kopi Mamasa juga meraih juara kedua di Bandung, khusus jenis Arabika, yang diselenggarakan AEKI dan sebagai juara kedua pada kegiatan AEKI di Bandung, untuk kategori kopi jenis Robusta
Selain itu, juara kedua kontes nasional lewat kegiatan "Specialized coffee Assosiation Indonesia (SCAI)" disponsori Bank Indonesia (BI) Sulbar.
Yakup berharap, Pemprov Sulbar membantu pengusaha kopi di Sulbar mendapakan kemudahan pelayanan di pelabuhan setempat, agar dapat menjadi jalur pemasaran kopi Mamasa.
"Pemprov Sulbar diharapkan dapat menyediakan kontainer dan permodalan untuk memudahkan pengusaha di Sulbar memasarkan komoditi kopinya," katanya.
Baca juga: Permintaan merosot, ekspor kopi Gayo anjlok hingga 70 persen
Baca juga: Kembangkan kopi lokal, Dewan Kopi jajaki kerja sama dengan Kementan
Baca juga: Petani kopi Banyuwangi dapat permintaan ekspor 600 ton ke Swiss
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020