Sahin melalui stasiun televisi Bild TV menyebutkan perusahaan Jerman itu akan menyelidiki mutasi COVID-19 dalam beberapa hari ke depan, tetapi ia menilainya "dengan tingkat kewaspadaan."
Pada Senin negara di seluruh dunia menutup perbatasan mereka untuk Inggris lantaran khawatir dengan galur baru virus corona yang sangat menular, yang mengacaukan perjalanan dan berpotensi menyebabkan krisis pangan di Inggris.
Sahin berbicara tak lama setelah Uni Eropa merestui vaksin tersebut, yang dikembangkan bersama Pfizer dan akan diluncurkan usai perayaan Natal.
Catatan dari CEO mengenai mutasi Inggris digaungkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang memperingatkan tanda bahaya besar, dengan mengatakan bahwa ini hal yang lumrah dari evolusi pandemi.
Sahin mengaku belum divaksinasi, tetapi akan melakukannya. Menurutnya, lebih penting bahwa pegawainya mendapatkan vaksin sehingga mereka dapat melanjutkan tugasnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: WHO: Peluncuran terbatas vaksin COVID Pfizer-BioNTech akhir Januari
Baca juga: EMA akan tinjau vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech
Baca juga: Swiss restui vaksin COVID Pfizer-BioNTech
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020