Lembaga riset dari University of Toronto ini menemukan iPhone milik para jurnalis diretas melalui zero-click exploit yang tidak terlihat melalui iMessage di sistem operasi sekurang-kurangnya iOS 13.5.1, dikutip dari laman Cnet.
Untuk riset ini, Citizen Lab bekerja sama dengan Al Jazeera, menemukan 36 iPhone, termasuk juga milik pembawa berita dan pejabat di perusahaan tersebut, diretas.
Citizen Lab menduga dua penyerang bertindak atas nama pemerintah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
NSO Group, asal Israel, membuat perangkat peretas, kebanyakan klien mereka adalah pemerintah dan penegak hukum, untuk mengatasi terorisme. Perusahaan ini pernah diseret ke beberapa kasus hukum, termasuk peretasan CEO Amazon Jeff Bezos dan pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khasoggi.
Menanggapi riset dari Citizen Lab, NSO Group menyatakan lembaga tersebut hanya berasumsi dan memiliki agenda tersendiri.
"Memo ini berdasarkan, sekali lagi, spekulasi dan kekurangan bukti untuk mendukung hubungan kasus dengan NSO. NSO menyediakan produk kepada penegak hukum pemerintahan hanya untuk menangani tindakan kriminal serius dan terorganisasi dan melawan terorisme. Dan seperti yang sudah kami nyatakan sebelumnya, kami tidak mengoperasikannya," kata NSO Group.
Serangan tersebut tidak berjalan di iOS 14. Apple mengaku belum memverifikasi temuan Citizen Lab, namun, menegaskan serangan NSO Group tidak menargetkan kebanyakan pengguna iPhone.
"Serangan yang dijelaskan dalam penelitian tersebut menargetkan individu tertentu," kata Apple.
Apple juga menyatakan iOS 14 dilengkapi dengan sistem perlindungan untuk serangan spyware seperti itu.
Baca juga: Microsoft cs ikut Facebook tuntut perusahaan spyware NSO
Baca juga: Kasus peretasan WhatsApp vs NSO Israel lanjut ke meja hijau
Baca juga: Facebook sebut NSO Group gunakan server AS intai pengguna WhatsApp
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020