“Pertimbangan saya pribadi sebagai epidemiolog belum merekomendasikan untuk membuka sekolah atau kampus dengan pertimbangan temuan kasus 1.273 COVID-19 dalam seminggu,” kata Ketua Epidemiologi COVID-19 Makassar, Ansariadi di Makassar, Sulsel, Selasa.
Dia mengatakan, dengan melihat perkembangan kasus COVID-19 itu, dikhawatirkan Makassar masih berpotensi kembali masuk ke zona Merah.
Baca juga: Epidemiolog: Belajar tatap muka di Palembang ditinjau per kelurahan
Adapun laporan yang masuk ke tim Satgas COVID-19 Makassar pada 20 Desember 2020 menunjukkan pertumbuhan kasus positif COVID-19 berdasarkan kategori umur, 5-9 Tahun (165 kasus), 10-19 Tahun (1.901), 20-29 Tahun (2.024 kasus), 30-39 Tahun (1.444 kasus), 40-49 Tahun (1.224 kasus), 50-59 Tahun (1.118 kasus), >=60 Tahun (758 kasus).
Dari data tersebut menunjukkan bahwa angka positif yang paling tinggi berada di kalangan usia 10-19 tahun dan 20-29 tahun yang usia tersebut merupakan usia remaja dan dewasa.
“Yang paling tinggi kasus ditemukan adalah di kalangan remaja, itu kan sangat mengkhawatirkan kalau sekoloh dibuka kembali,” katanya.
Berkaitan dengan hal itu, ia berharap dengan upaya mencari yang banyak ini melalui massif testing dan temuan kasus di akhir Desember nanti sampai Januari itu menurun dan menurun, maka peluang untuk buka sekolah tahun depan akan lebih baik.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar Siswanto mengatakan, kalau sampai sekolah dibuka tatap muka dengan kasus COVID-19 tinggi, maka risikonya dan siapa yang bertanggungjawab terhadap kondisi anak-anak.
"Bila sekolah tatap muka dipaksakan, maka saya yakin akan muncul kluster sekolah kalau akan dilaksanakan tatap muka," jelasnya.
Baca juga: Bersiap melaksanakan kembali kegiatan belajar di sekolah
Baca juga: Gubernur Jateng terbitkan SE tunda pembelajaran tatap muka
Baca juga: Disdik Mataram tunda simulasi belajar tatap muka
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020