Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membangun situs Tropical Seaweed Innovation Network (TSIN) sebagai platform untuk memperkuat jejaring pengembangan komoditas rumput laut di Tanah Air.Indonesia merupakan produsen utama kedua rumput laut dunia setelah Tiongkok
"Kami berharap TSIN dapat menumbuhkan inovasi produk rumput laut dalam rangka mendorong komersialisasi hasil penelitian untuk meningkatkan daya saing rumput laut Indonesia," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti di Jakarta, Rabu.
Baca juga: KKP hasilkan bibit unggul komoditas rumput laut
Menurut dia, TSIN dapat berperan sebagai media yang efektif guna menjembatani komunikasi bisnis dan diseminasi hasil-hasil penelitian antara lembaga penelitian dan industri.
Tak hanya itu, TSIN juga diharapkan menjadi media koordinasi dan sinergi rencana aksi Pengembangan Industri Rumput Laut Nasional.
Terlebih saat ini, lanjutnya, sudah ada 36 Unit Pengolah Ikan (UPI) pengolahan rumput laut yang sudah mengantongi Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP), dimana paling banyak terdapat di Jawa Timur (11 UPI) dan Sulawesi Selatan (9 UPI).
Selain itu, ada beberapa pabrik rumput laut yang diinisiasi pemerintah yang tersebar di beberapa wilayah yaitu di Kalimantan Utara, Gorontalo, Ternate, Luwu Timur, Bone, Jeneponto, Bombana, Buton Tengah dan Buton.
Artati memaparkan bahwa berdasarkan data FAO, sebesar 40 persen produksi rumput laut dunia dikonsumsi langsung sebagai bahan pangan dan 40 persen dikonsumsi secara tidak langsung melalui pangan olahan, serta 20 persen sisanya digunakan di berbagai industri nonpangan.
Tercatat pula oleh FAO bahwa produksi rumput laut meningkat tiga kali lipat lipat dari 10,6 juta ton pada tahun 2000 menjadi 32,39 juta ton pada 2018.
"Indonesia merupakan produsen utama kedua rumput laut dunia setelah Tiongkok," katanya.
Ia memaparkan, pada periode Januari-September 2020, ekspor rumput laut Indonesia mencapai 135,16 ribu ton dengan nilai sebesar 207,18 juta dolar AS. Ekspor rumput laut Indonesia masih didominasi produk bahan baku kering.
Padahal, lanjutnya, Indonesia berada di peringkat pertama dunia berdasarkan volume ekspor rumput laut dengan jumlah 209,24 ribu ton pada 2019.
Namun, dari sisi nilai ekspor, Indonesia berada di peringkat ketiga dengan nilai ekspor 329,3 juta dolar setelah Tiongkok 577,37 juta dolar dan Korea Selatan 320,07 juta dolar.
"Untuk itu dalam rangka merespon meningkatnya industri dan untuk memperkuat industri rumput laut nasional Presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2019 tentang Peta Panduan Pengembangan Industri Nasional tahun 2018-2021," tegasnya.
Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP Machmud menjelaskan TSIN merupakan hasil program Smartfish Indonesia guna memperkuat jejaring kerja di antara para pihak seperti para peneliti, profesional, institusi/lembaga dan industri rumput laut nasional.
Baca juga: Ekspor 50 ton rumput laut ke China tertunda, terganjal izin karantina
Baca juga: Lewat resi gudang, KKP bantu modal pembudi daya rumput laut di Sulsel
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020