"Mekanisme bermain game dapat dikatakan belum ada di Indonesia sebelumnya. Di MPL, selain pemain dapat mengasah ketrampilan bermain dalam adu strategi, mereka juga dapat mengumpulkan hasil kemenangan di setiap turnamen," kata Country Head MPL Indonesia Ridzki Syahputera dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, jika pemain bisa memenangkan sebuah turnamen maka akan mendapatkan hasil yang langsung bisa diterima melalui media uang elektronik dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
"Pemain dapat langsung menikmati hasil jerih payah mereka secara nyata” kata Ridzki.
Ridzki menjelaskan ada berbagai macam pilihan permainan di MPL seperti Fruit Dart, Archery dan Sepak Bola yang dapat dikategorikan sebagai games casual atau ada juga game klasik seperti Bloxsmash yang mirip dengan Tetris, Pool atau biliard dan juga chess games catur konvensional. Yang tak kalah menarik adalah Onet, TTS & XOXO Mania yang merupakan hasil dari karya games developer lokal.
Salah satu bentuk hiburan yang banyak dipilih masyarakat dalam masa pandemi adalah bermain game online yang mencapai 16,5 persen, berdasarkan data yang dikeluarkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 9 November.
Bahkan berdasarkan data yang didapatkan dari Newzoo Global Games Market Report 2020 jumlah pendapatan dari mobile gaming secara global pada 2020 bertambah 13 persen dan untuk pemain game online sendiri akan melebihi 3 miliar pemain hingga 2023.
Sementara, berdasarkan data Statista ada 50,8 juta pengguna mobile game di 2020 sebagai imbas kebijakan work from home (WFH) dan belajar di rumah sehingga penggunaan dan unduhan aplikasi game online melonjak, bahkan diprediksi meningkat 21,6 persen pada 2025.
Baca juga: Bambang Sunarwibowo harapkan PON jadi ajang pemanasan atlet esports
Baca juga: PUBG Mobile hadirkan keseruan liburan dengan Frost Festival
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020