Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla mengajak ulama-ulama Indonesia untuk terlibat dalam upaya perwujudan perdamaian di Afghanistan.
Di sela-sela kunjungannya ke Kabul, Rabu, JK mengatakan MUI dapat mengambil peran dengan mengundang tokoh Taliban dan pihak Pemerintah Afghanistan untuk berdialog di Jakarta.
"Mengundang pihak yang berkonflik untuk berdialog di Jakarta, itu salah satu opsi. Kita (Indonesia) akan mengundang melalui Majelis Ulama Indonesia," kata JK dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
JK juga akan segera melaporkan kepada Wapres Ma’ruf Amin terkait rencana perwujudan perdamaian Afghanistan tersebut setibanya di Tanah Air.
"Saya juga akan segera melaporkan ke Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk berkoordinasi. Bagaimana pun, program perdamaian ini adalah gagasan dari Pemerintah Indonesia," tambah Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.
Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Afghanistan Arief Rachman mengatakan kedatangan Jusuf Kalla ke Kabul sangat dinantikan pihak Afghanistan untuk dapat memberikan solusi bagi perdamaian di negara Islam tersebut.
Pihak Afghanistan sangat welcome ke Pak JK; dan semoga pelibatan ulama untuk perdamaian dapat menghadirkan damai di Afghanistan," kata Arief Rachman di Kabul, Rabu.
Pihak Afghanistan percaya bahwa Indonesia bisa menjadi juru damai bagi konflik yang terjadi di negara tersebut, kata Arief.
Indonesia dan Afghanistan akan melakukan pendekatan agama dalam penyelesaian konflik dan perdamaian di tengah konflik, dengan melibatkan para ulama dalam menyebarkan ajaran Islam wasathiyah.
Sebelum keberangkatannya ke Kabul, JK telah menemui Wapres Ma’ruf Amin untuk menyampaikan keinginan Pemerintah Afghanistan agar Indonesia menjadi juru damai dalam konflik yang terjadi di negara tersebut.
Wapres Ma’ruf pun menyambut baik rencana perdamaian tersebut, sebagai salah satu bentuk penguatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Afghanistan.
Baca juga: Dubes RI: Kedatangan JK beri solusi perdamaian Afghanistan
Baca juga: JK ke Afghanistan upayakan kelanjutan kerja sama dengan Indonesia
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020