Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan reshuffle kabinet untuk menuntaskan visi dan misi menuju Indonesia Maju.Yang tidak bersungguh-sungguh, tidak serius, bisa dicopot di tengah jalan.
"Kabinet Indonesia Maju bersama-sama sebagai kesatuan tim kerja akan menuntaskan visi sekaligus legacy Presiden Joko Widodo dan Wapres Maruf Amin, yaitu terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, serta berlandaskan gotong royong," kata Fadjroel dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Fadjroel mengatakan bahwa Kabinet Indonesia Maju dilengkapi dengan misi Nawacita serta lima prioritas kerja (pancakarya), yaitu pembangunan sumber daya manusia; pembangunan infrastruktur; penyederhanaan regulasi; penyederhanaan birokrasi; dan transformasi ekonomi.
Hal itu termasuk mewujudkan ibu kota negara baru di Bukit Sepaku, Penajam, Kalimantan Timur, melaksanakan UU Cipta Kerja, dan menuntaskan vaksinasi gratis COVID-19, dlam hal ini Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang akan menerima vaksin COVID-19 tersebut.
Baca juga: Sandiaga Uno akan terapkan teknologi big data garap sektor pariwisata
Sebelumnya, Presiden menunjuk dan melantik enam menteri dan lima wakil menteri untuk bergabung dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin yang akan menyelesaikan masa baktinya hingga 20 Oktober 2024.
Reshuffle pertama yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada periode kedua kepresidenannya ini, mengangkat enam menteri, yaitu Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Adapun lima wakil menteri yang ditunjuk yaitu, Wamen Hukum dan HAM Edward Omar Syarif Hiariej, Wamen Pertahanan Letjen TNI Herindra, Wamen Kesehatan dr. Dante S. Herbuwono, Wamen BUMN Pahala M. Mansury, dan Wamen Pertanian Harvick Hasnul Qolbi.
Selain visi dan misi, kata Fadjroel, prioritas kerja yang sangat kukuh dari pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin yang menjadi dasar terbentuknya the governing president dan the governing government sekarang ini, pada pelantikan Kabinet Indonesia Maju sebelumnya, 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo juga memberikan tujuh perintah, yaitu:
1. Jangan korupsi, ciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi;
2. Tidak ada visi dan misi menteri, yang ada visi dan misi presiden/wakil presiden;
3. Kerja cepat, kerja keras, dan kerja produktif;
4. Jangan terjebak rutinitas yang monoton;
5. Kerja berorientasi pada hasil nyata. Tugas bukan hanya menjamin sent, melainkan delivered;
6. Selalu cek masalah di lapangan dan temukan solusinya;
7. Semuanya harus serius dalam bekerja. Yang tidak bersungguh-sungguh, tidak serius, bisa dicopot di tengah jalan.
Baca juga: Gus Yaqut tak ingin agama dijadikan alat politik menentang pemerintah
Fadjroel menegaskan bahwa semua kebijakan Presiden Joko Widodo merupakan pelaksanaan kewajiban konstitusional sesuai dengan sumpah Presiden di depan MPR RI, untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Indonesia serta mewujudkan kesejahteraan umum yang merata dan mencerdaskan kehidupan bangsa bagi seluruh rakyat Indonesia.
Termasuk setia, menjaga, dan membela ideologi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Merah Putih, Bhinneka Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terakhir, dia menyampaikan, untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi COVID-19, Presiden selalu mengimbau agar seluruh rakyat Indonesia disiplin melaksanakan protokol kesehatan 3M: memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
"Selamat merayakan Hari Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, semoga kita semua dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa," ujar Fadjroel.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020