Perumda Pasar Jaya menyiapkan delapan persediaan komoditas kebutuhan pokok guna mengantisipasi kenaikan harga saat Natal dan Tahun Baru di Ibu Kota.Keberadaan Jakgrosir didukung oleh gerai ritel
"Perlu dilakukan antisipasi penyediaan sejumlah komoditi yang dinilai rentan sehingga tidak ada gejolak harga khususnya di pasar tradisional dan di seluruh gerai pangan yang dikelola Pasar Jaya," kata Manager Umum dan Humas Perumda Pasar Jaya, Gatra Vaganza dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data dari Pasar Jaya, berapa komoditas yang disiapkan stoknya sejak menjelang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 adalah: beras (529.710 Kg); gula (13.500 Kg); tepung (169.125 Kg); minyak (dua liter 169.125 item dan satu liter 2.500 item); daging ayam (3.500 Kg); daging sapi (2.500Kg); daging kerbau (1.255 Kg); dan bawang merah (26.000 Kg).
Khusus untuk mengantisipasi kenaikan harga daging, Pasar Jaya telah membangun sejumlah mesin Controlled Atmosphere Storage (CAS) di pasar-pasar yang ada di Jakarta dengan tujuan sejumlah kebutuhan pokok sudah bisa dilakukan penyimpanan sejak jauh hari.
"Khusus untuk 'cold storage' sendiri juga sudah disiapkan di sejumlah pasar. Kebutuhan pangan daging beku juga bisa distok dari awal. Daging adalah salah satu komoditi yang cenderung mengalami lonjakan harga setiap hari besar keagamaan dan Tahun Baru," tutur Gatra.
Baca juga: 500 kg telur terjual dalam Gelar Pangan Murah di Jakarta
Untuk distribusi komoditi pangan tersebut di atas, Pasar Jaya mempergunakan empat Jakgrosir sebagai induk pusat distribusi pangan di Jakarta yang ada di Pasar Induk Kramat Jati, Kedoya, Walang Baru dan satu di Pulau Seribu.
"Keberadaan Jakgrosir didukung oleh gerai ritel di bawahnya sebagai tempat penyaluran komoditi pangan tersebut. Rencananya menyusul pembangunan Jakgrosir di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan," ucap Gatra.
Waktu pelaksanaan penjualan produk pangan ini sendiri berlangsung sejak 8-31 Desember 2020. Harga promo juga sudah disiapkan untuk para pelaku usaha yang tergabung dalam Jakprenur.
Lokasi pelaksanaan adalah Jakgrosir Induk Kramat Jati, Jakgrosir Tidung Kecil, Jakgrosir Walang Baru, Jakgrosir Kedoya, Jakmart Asam Reges, Jakmart Fish Angke, Gerai Cupang, Jakmart Glodok, Gerai Kamal, Gerai Semanan dan Jakmart Marhamas.
Juga, Gerai Rawa Lele, Gerai Siduck, Jakmart Pramuka, Jakmart Rawa Bening, Jakmart Sunan Giri, Jakmart Duren Sawit, Gerai KGN, Gerai SPSI Cakung, Gerai FSPMI Cakung, Gerai Sri Gunting Walikota Jakarta Pusat, Jakmart Cikini, Jakmart Pasar Baru dan Jakmart Balaikota.
Baca juga: DKI Jakarta siapkan operasi pasar kendalikan harga telur
Lokasi berikutnya Jakmart Tanah Abang, Jakmart Jakarta Pusat, Jakmart Thamrin 10, Jakmart Alaydrus, Jakmart Inpari, Pasar Grogol, Pasar Pelita, Kelurahan Marunda dan Pasar Tomang.
Terkahir, di Pasar Rawa Badak, Pasar Kramat Jati, Pasar Perumnas Klender, Pasar Cempaka Putih, Pasar Johar Baru, Pasar Mayestik, Kecamatan Jagakarsa, Kecamatan Pancoran, Pasar PSPT dan Kecamatan Pasar Minggu.
Untuk harga yang akan diterima masyarakat dari berbagai komoditi tersebut adalah:
1. Minyak goreng Rp24.000 per dua liter;
2. Tepung Rp8.000 per kg;
3. Bawang Merah Rp35.000 per kg;
4. Beras Rp60.000 per lima kg;
5. Daging Rp80.000 per kg;
6. Daging kerbau Rp65.000 per kg;
7. Daging ayam Rp27.000 per ekor;
8. Gula Rp12.500 per kg.
"Setiap tahunnya Pasar Jaya bekerjasama dengan BUMD pangan lainnya dan juga Bank Indonesia sebagai ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan skema penanganan pangan agar harga tidak melambung tinggi," katanya.
Oleh karena itu, katanya, sinergi keseluruhan diperlukan agar kondisi pangan Jakarta tetap terjaga harganya dan ketersediaan produknya cukup.
Baca juga: Harga bawang putih di Jakarta turun jadi Rp54.150 per kg
Kebijakan ini sendiri, tambah Gatra, berangkat dari data BPS DKI Jakarta yang menyebutkan selama Januari-Desember tahun 2019 inflasi di DKI Jakarta mencapai 3,23 persen, lebih rendah dari inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,27 persen.
Selain itu dari pendataan yang dilakukan oleh Bappeda DKI sepanjang 2020 adalah laju inflasi DKI Jakarta dari Januari-September 2020 mencapai 1,05 persen dan pada September 2020 terjadi inflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) semula 105,37 menjadi 105,39.
Kondisi ini dikarenakan adanya kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan harga terbesar dan memberikan dampak inflasi di DKI Jakarta yaitu kelompok pendidikan dengan nilai inflasi sebesar 1,88 persen.
Pewarta: Taufik Ridwan dan Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020