"Angka kematian di Garut itu 2,7 persen, cukup prihatin walaupun masih di bawah angka nasional," kata Helmi kepada wartawan di Garut, Selasa.
Baca juga: Pasien COVID-19 yang dirawat inap di Wisma Atlet bertambah jadi 3.285
Angka kematian pasien COVID-19 berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Garut secara akumulasi sudah mencapai 103 orang dari jumlah kasus positif COVID-19 sebanyak 3.742 kasus.
Menurut Helmi angka kematian pasien COVID-19 di Garut itu harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk pemerintah untuk berusaha secara maksimal menyembuhkan pasien positif COVID-19.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Kotawaringin Timur meningkat signifikan
"Karena kita harus serius, sungguh-sungguh dalam pencegahan, upaya-upaya kalau yang positif supaya sembuh sudah harus lebih besar lagi," katanya.
Ia menyampaikan wabah COVID-19 di Garut masih terjadi, dan setiap hari terus ditemukan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil penelusuran dan pemeriksaan tim kesehatan di lapangan.
Baca juga: Satgas COVID-19 Bangka catat 21 pasien dinyatakan sembuh
Menurut dia wabah COVID-19 belum tentu selesai sampai akhir 2020, bisa jadi terus berlanjut pada 2021 sehingga perlu upaya semua pihak untuk mencegahnya bersama-sama dengan menerapkan protokol kesehatan.
"COVID-19 ini belum tentu selesai, masih panjang, bahkan dikhawatirkan terjadi lonjakan, karena biasanya setelah acara-acara seperti libur dan sebagainya biasanya suka ada peningkatan," kata Helmi.
Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Garut mencatat secara akumulasi kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Garut sebanyak 3.742 kasus, sebanyak 1.345 kasus menjalani isolasi di rumah sakit, 2.294 kasus dinyatakan sembuh dan 103 kasus meninggal dunia.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020