2020 menerima aduan atau keluhan terbanyak terkait layanan transportasi umum dari pengguna TransJakarta.
Aduan itu didapatkan DTKJ dari berbagai sumber, mulai dari media sosial seperti instagram, twitter, facebook hingga forum diskusi bersama komunitas pengguna transportasi umum.
"Pengaduan itu yang paling tinggi adalah kepada TransJakarta, ini mencapai hampir 60 (aduan)," kata Ketua DTKJ Harris Muhammadun dalam "Refleksi 2020 dan Outlook 2021 DTKJ" di Jalan Taman Jatibaru, Jakarta, Selasa.
Harris mengatakan, dari total aduan 175 aduan masyarakat terkait masalah moda transportasi umum di Jakarta, sebanyak 34 persen berasal dari pengguna TransJakarta.
Beberapa hal yang dikeluhkan, misalnya, tidak beroperasinya rute TransJakarta karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga tidak adanya "physical distancing" di dalam bus TransJakarta.
Aduan-aduan itu selanjutnya ditindaklanjuti DTKJ dengan penyampaian langsung ke perusahaan terkait.
Baca juga: DTKJ dorong BLUD angkutan perairan di Kepulauan Seribu direalisasikan
Baca juga: TransJakarta beri apresiasi petugas halte yang tegas terapkan prokes Di peringkat kedua, aduan terbanyak berasal dari pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) yang dikelola oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan jumlah 40 aduan.
Disusul masalah lalu lintas umum di posisi ketiga dengan jumlah aduan sekitar 27 aduan.
Untuk layanan transportasi umum dengan aduan terendah, DTKJ mendapatkan hasil bahwa MRT Jakarta hanya mendapatkan dua aduan.
Ke depan, DTKJ membuka peluang pengaduan terkait layanan transportasi di Jakarta tidak hanya melalui kanal media sosial atau komunitas tapi juga situs resmi milik DTKJ, yaitu dtkj.or.id sehingga layanan transportasi di Ibu Kota dapat optimal.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020