Keluarga KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur akan menyelenggarakan haul (peringatan wafat) sang mantan presiden pada Rabu secara daring atau berbeda dari tahun sebelumnya yang diadakan tatap muka di Ciganjur, Jakarta.Ada ribuan penggerak Gusdurian yang terus menjaga nyala semangat
“Tema haul ‘Persatuan dan Solidaritas untuk 1 Negeri dan 1 Cinta’ mengingatkan kita pada semboyan negara kita tercinta, yaitu Bhinneka Tunggal Ika,” kata putri ketiga Gus Dur, Anita Wahid, melalui siaran persnya.
Anita yang menjadi ketua pelaksana haul Gus Dur mengatakan kegiatan peringatan dilakukan secara daring dengan dipusatkan pada tiga kota yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Jombang.
Ia mengatakan pemilihan ketiga kota itu terkait erat dengan sejarah hidup Gus Dur. Dia ingin mengajak masyarakat belajar dari proses perjalanan hidup Gus Dur yang humanis.
Baca juga: Doa dari rumah tak kurangi khidmat haul KH Abdurrahman Wahid
Baca juga: Cak Imin kenang Gus Dur yang tak merasa lebih baik dari orang lain
“Bapak lahir di Jombang, menjalani masa kecil di Jakarta dan menghabiskan masa remajanya di Yogyakarta,” kata dia.
Anita mengatakan Indonesia sebagai sebuah negara multikultural tidak jarang mengalami berbagai gejolak dan konflik. Namun, Indonesia bisa bertahan karena terdapat persatuan dan solidaritas masyarakatnya.
Menurut dia, Gus Dur memang sudah wafat sebelas tahun yang lalu. Tetapi semangat persatuan dan solidaritas ini terus dijaga oleh keluarga, sahabat, pengikut dan pengagum Gus Dur. Terbukti pada saat ini para Gusdurian menjadi salah satu elemen kekuatan masyarakat sipil.
“Ada ribuan penggerak Gusdurian yang terus menjaga nyala semangat yang ditinggalkan Gus Dur. Ada jutaan orang yang terinspirasi dengan laku Gus Dur dan kini sama-sama berjuang demi tegaknya Indonesia sebagai rumah bersama,” katanya.
Baca juga: Haul Gus Dur ke-10 hasilkan sepuluh rekomendasi untuk pemerintah
Baca juga: Mahfud MD bertahlil di peringatan sepuluh tahun wafatnya Gus Dur
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020