"Setiap minggu dan hingga hari ini untuk detail perkara hampir 850 kilogram sabu sudah kami lakukan penindakan," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin saat konferensi pers di Mako Brimob Polda Sumut, Jalan KH Wahid Hasyim Medan, Rabu.
Ia mengaku selama menjabat sebagai Kapolda Sumut, tantangan terbesar adalah memberantas para pelaku tindak pidana narkotika.
Baca juga: Polda Sumut pecat 53 polisi sepanjang 2020
Baca juga: Polda Sumut pecat 53 polisi sepanjang 2020
Menurut dia, faktor yang mempengaruhi maraknya peredaran narkotika di Sumut, yakni letak geografis Sumut yang sangat ideal untuk lintasan perdagangan narkotika.
"Mulai di pantai timur, perbatasan Aceh Timur sampai di perbatasan Riau, Rokan Hilir. Luas dan panjangnya garis pantai ini juga menyulitkan di dalam penindakan kejahatan narkotika. Kemudian menggunakan jalur darat lintasan dari Aceh untuk ke tempat lain," katanya.
Baca juga: Polda Sumut ungkap jaringan narkoba disembunyikan dalam sepatu
Baca juga: Polda Sumut ungkap jaringan narkoba disembunyikan dalam sepatu
Faktor lainnya, katanya, yakni modus yang digunakan para pengedar narkoba serta jaringan peredaran yang bersifat rapi atau dikenal dengan istilah jaringan terputus.
"Kemudian para orang tua dari keluarga korban penyalahgunaan narkotika belum memiliki kesadaran untuk melaporkan tentang putra-putrinya yang menjadi korban tentang penyalahgunaan narkotika. Bahkan orang tua menyadari bahwa ini adalah aib, jadi diam-diam saja tidak diobati. Padahal korban penyalahgunaan narkotika harus direhabilitasi," katanya.
Baca juga: Polisi ungkap jaringan baru narkotika Malaysia-Aceh-Medan-Palembang
Baca juga: Polisi ungkap jaringan baru narkotika Malaysia-Aceh-Medan-Palembang
Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020