Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Rumah Sakit Paru di Kabupaten Jember sebagai rumah sakit rujukan khusus untuk menangani pasien COVID-19 seiring dengan peningkatan jumlah warga yang terpapar virus corona jenis baru penyebab COVID-19 di provinsi setempat.Rumas Sakit Paru Jember digunakan khusus untuk menangani pasien COVID-19 karena kebutuhan perluasan tempat tidur dan percepatan layanan seiring dengan meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Jawa Timur
"Rumas Sakit Paru Jember digunakan khusus untuk menangani pasien COVID-19 karena kebutuhan perluasan tempat tidur dan percepatan layanan seiring dengan meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Jawa Timur," kata Khofifah usai meninjau RS Paru Jember, di Jember, Rabu.
Menurutnya jumlah tenaga kesehatan di Jawa Timur yang meninggal dunia karena COVID-19 mencapai 61 orang, sedangkan secara nasional mencapai 507 orang.
"Sebanyak 65 ASN di Jatim yang meninggal karena COVID-19, sehingga salah satu ikhtiar kami memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya menambah rumah sakit yang menangani COVID-19," katanya.
Ia mengatakan Rumah Sakit (RS) Paru Jember menyiapkan sebanyak 100 lebih tempat tidur yang fokus melayani pasien COVID-19, sehingga Pemprov Jatim juga akan menambah jumlah tempat tidur di sejumlah rumah sakit rujukan yang koordinasinya menjadi tanggung jawab pemprov.
"Penambahan jumlah tempat tidur pasien COVID-19 juga harus didukung dengan tingkat kewaspadaan masyarakat untuk lebih disiplin terhadap protokol kesehatan dengan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak," kata mantan Mensos itu.
Pemprov Jatim, lanjut dia, akan terus memperbarui data terkait pasien COVID-19 dan hal tersebut sangat mengkhawatirkan kalau tidak diikuti kewaspadaan dan ketatnya menjalankan protokol kesehatan.
"Saya rasa banyaknya tempat tidur yang disediakan dan tenaga kesehatan yang meninggal karena COVID-19 tidak akan memberikan makna signifikan kalau tidak diikuti kewaspadaan dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan," kata Khofifah Indar Parawansa.
Sementara Plt Direktur RS Paru Jember Sigit Kusuma Jati mengatakan pasien yang ditangani di rumah sakit setempat khusus pasien yang terpapar virus Corona, sehingga untuk pasien TBC dialihkan ke RSD dr Soebandi Jember berdasarkan SK Gubernur Jatim dan SK Bupati Jember.
"Kami menyiapkan sebanyak 103 tempat tidur dengan menggunakan sistem udara yang standar airborne infection isolasi, sehingga secara teori menjaga keamanan bagi para tenaga kesehatan dan pengguna layanan lainnya," katanya.
Ia menjelaskan ada beberapa zona di RS Paru yakni zona hijau, zona kuning, dan zona merah dengan penerapan penggunaan alat pelindung diri (APD) protokol kesehatan sesuai standar yang ditentukan.
"Saat ini tempat tidur yang sudah digunakan untuk merawat pasien COVID-19 sebanyak 25 tempat tidur, sehingga dengan bertambahnya jumlah tempat tidur yang disediakan bisa melayani pasien COVID-19 semakin banyak," katanya.
Secara prinsip, lanjut dia, RS Paru Jember sudah sangat siap dijadikan rumah sakit rujukan khusus menangani pasien COVID-19 karena rumah sakit setempat merupakan rumah sakit paru tipe kelas B, sehingga sumber daya manusia (SDM) nya sudah siap.
"Namun secara ideal kami masih membutuhkan 81 perawat lagi karena saat ini jumlah perawat yang ada sebanyak 120 orang, namun 16 perawat di antaranya berusia diatas 50 tahun dengan komorbid," katanya.
Mengenai shift jaga perawat dengan menggunakan APD di zona merah maksimal empat jam, sehingga dengan sisa 104 perawat dinilai masih kurang dari kebutuhan ideal RS Paru Jember sebagai rumah sakit khusus pasien COVID-19, demikian Sigit Kusuma Jati.
Baca juga: Sejumlah RS di Jember penuh akibat lonjakan kasus COVID-19
Baca juga: Lonjakan kasus COVID-19 Jember terus meningkat usai pilkada
Baca juga: Perjuangan para kartini di Jember menangani pasien COVID-19
Baca juga: Arsitek RS khusus corona di Tiongkok alumnus Chung Hua School Jember
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020