• Beranda
  • Berita
  • Temanggung konservasi kawasan Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau

Temanggung konservasi kawasan Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau

30 Desember 2020 19:09 WIB
Temanggung konservasi kawasan Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Temanggung menyelenggarakan focus group discussion (FGD) penanganan konservasi tanah dan air di kawsan Gunung Sumbing, Sindoro dan Prau. (ANTARA/HO - Humas Pemkab Temanggung)
Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bakal melakukan konservasi lahan di kawasan lereng Gunung Sindoro, Sumbing, dan Gunung Prau.

Dalam upaya konservasi tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Temanggung menyelenggarakan focus group discussion (FGD) penanganan konservasi tanah dan air di Pendopo Pengayoman Temanggung, Rabu.

FGD dihadiri Bupati Temanggung M. Al Khadziq, Kepala DLH Entargo, Kepala Bappeda Ripto Susilo, Staf Ahli Bupati Bidang Hukum, Pemerintahan, dan Lingkungan Hidup Joko Prasetyono, dan pejabat terkait serta diikuti para pemerhati lingkungan hidup.

Bupati M. Al Khadziq mengatakan permasalahan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat.

Baca juga: Temanggung siapkan Program Sabuk Gunung untuk konservasi lahan kritis

Baca juga: Pegiat lingkungan harapkan kawasan Gunung Cikuray jadi cagar alam


Oleh karena itu, melalui FGD diharapkan bisa merumuskan strategi yang harus ditempuh untuk menangani kerusakan lingkungan agar efektif dan efisien sehingga ke depan kerusakan lingkungan bisa diperbaiki dan terwujud lingkungan yang hijau, sehat dan nyaman.

"Kerusakan lingkungan mesti dikeroyok multi sektoral dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk melakukan konservasi," katanya.

Kepala DLH Kabupaten Temanggung Entargo mengatakan penanganan konservasi tanah dan air rencananya dimulai pada Januari 2021 dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

Menurut dia sasaran konservasi di kawasan lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau dengan alternatif menanam pohon bambu dan beringin.

"FGD dilaksanakan untuk mendapatkan pemahaman tentang masalah konservasi tanah dan air sebagai akibat dari rusaknya lanskap daerah aliran sungai (DAS) dan juga memberikan gambaran tentang penanganan konservasi air tanah baik pada kawasan hulu, tengah, maupun hilir DAS, " katanya.*

Baca juga: Konservasi air, polisi-petani tanam beringin di lereng Gunung Sumbing

Baca juga: Lereng Gunung Wilis dihijaukan ratusan siswa madrasah di Tulungagung

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020