Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) segera memasang alat pendeteksi gempa di Kabupaten Temanggung dan Kudus, Jawa Tengah, sebagai salah satu upaya mitigasi bencana.BMKG segera memasang 'shelter seismograph', alat deteksi gempa di Temanggung dan Kudus pada 2021
"BMKG segera memasang 'shelter seismograph' sebagai alat deteksi gempa di Kabupaten Temanggung dan Kudus pada tahun 2021," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Kamis.
Dia mengatakan pemasangan alat pendeteksi gempa tersebut bertujuan untuk memantau aktivitas kegempaan di wilayah Kabupaten Temanggung, Kudus dan sekitarnya.
Baca juga: BMKG ingatkan cuaca ekstrem berpotensi landa pegunungan tengah Jateng
"Pemasangan alat bertujuan untuk memantau aktivitas kegempaan di dua wilayah tersebut serta wilayah kabupaten lain di sekitarnya, sekaligus juga untuk memperkuat jejaring pemantauan gempa di wilayah Republik Indonesia," katanya.
Dia menambahkan bahwa Stasiun Geofisika Banjarnegara bersama perwakilan koordinator BMKG Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pertemuan dengan pihak pemerintah kabupaten terkait rencana pemasangan alat tersebut.
Dia mengatakan pemasangan alat pendeteksi gempa tersebut diharapkan juga akan bermanfaat bagi penguatan jejaring pemantauan gempa di Indonesia.
Baca juga: Saat Pilkada 2020, hujan berpotensi guyur sejumlah wilayah Jateng
"Selain itu juga diharapkan dapat mendukung upaya mitigasi bencana agar lebih optimal," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya juga telah mempersiapkan sejumlah agenda pada tahun 2021 dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19.
"Contohnya adalah kami akan mengadakan kegiatan sekolah lapang gempa di Purworejo dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang sangat ketat," katanya.
Baca juga: BMKG paparkan lima wilayah paling aktif terjadi gempa sepanjang 2020
Dia menambahkan, pihaknya juga menurut rencana akan melakukan kerja sama dengan pihak Pemkab Wonosobo terkait rencana kajian kerentanan seismik atau gempa di wilayah setempat.
Dia menambahkan pada 2021, pihaknya akan terus menyosialisasikan potensi cuaca ekstrem guna mendorong kesiapsiagaan masyarakat di wilayah setempat.
"Kami terus mengintensifkan sosialisasi mengenai tanggap bencana gempa dan antisipasi potensi cuaca ekstrem," katanya.
Baca juga: 11 kali gempa merusak terjadi sepanjang 2020
Melalui program tersebut, kata dia, pihaknya ingin senantiasa mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan juga dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor dan juga angin kencang.
"Karena itu kami ingin meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor, angin kencang.
Akibat meningkatnya intensitas curah hujan di Banjarnegara," katanya.
Dalam program tersebut, kata dia, pihaknya juga ingin mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya upaya mitigasi bencana gempa.
Baca juga: Rentetan gempa kerak dangkal guncang Curup Bengkulu
"Masyarakat diimbau untuk senantiasa memeriksa keadaan struktur rumah bangunan secara berkala untuk meminimalisasi potensi kerusakan akibat gempa," katanya.
Selain itu masyarakat juga diimbau untuk senantiasa mengikuti prosedur keselamatan dan mengikuti jalur evakuasi apabila bencana gempa terjadi.
"Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi terkini terkait kebencanaan dari sumber terpercaya," katanya.
Baca juga: Gempa magnitudo 6,2 di Mindanao dirasakan hingga Tahuna Sulut
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020