• Beranda
  • Berita
  • Pesan positif pandemi COVID-19 sejak hampir setahun terakhir

Pesan positif pandemi COVID-19 sejak hampir setahun terakhir

1 Januari 2021 11:15 WIB
Pesan positif pandemi COVID-19 sejak hampir setahun terakhir
Ilustrasi (Pixabay)
Selain jeritan tak bisa berlibur ke destinasi wisata impian hingga berkumpul bersama kerabat jauh, kolega dan pasangan karena harus di rumah saja, pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 menyisakan pesan positif khususnya untuk terkait gaya hidup masyarakat.

Apa saja pesannya, berikut rangkumannya:

1. Kebiasaan 3M
Psikolog Ajeng Raviando menilai, protokol kesehatan 3M yakni mengenakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan yang digaungkan para pakar medis dan pemerintah bukan lagi sekedar aturan melainkan bagian dari kebiasaan.

"(3M) sudah harus menjadi new culture, this is our way of life. Jadi, jangan lupa apa yang dilakukan dalam protokol kesehatan sudah menjadi kebiasaan," kata dia dalam wawancara bersama ANTARA beberapa waktu lalu.

Saat ini, orang mengenakan masker saat berada di fasilitas publik, berkali-kali mengoleskan hand sanitizer usai menyentuh permukaan benda yang sering disentuh orang dan berusaha menjaga jarak, menjadi pemandangan biasa.

Dokter sekaligus relawan COVID-19, Muhamad Fajri Adda'i mengatakan, orang-orang ini memahami betul pentingnya 3M dan menjalankan protokol kesehatan dengan baik saat keluar rumah.

Walau begitu, menurut Fajri, ada juga yang sebenarnya tidak paham manfaat protokol kesehatan namun tetap menerapkannya karena khawatir terkena denda atau teguran dari aparat.

Di sisi lain, Ajeng tak menampik adanya golongan orang cuek pada protokol kesehatan. Alasannya beragam, mulai dari merasa kebal terhadap COVID-19 hingga lelah menerapkan 3M dan ingin kembali ke masa sebelum pandemi.

Mereka yang tak mau taat ini, menurut Fajri terbagi menjadi dua golongan yakni paham pentingnya 3M tetapi tidak mau menerapkannya serta tidak paham dan tidak mau taat.

Padahal, 3M menjadi upaya penting mencegah penularan COVID-19. Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono mengatakan, mencuci tangan pakai sabun bisa mengurangi risiko tertular hingga 35 persen, lalu memakai masker kain diketahui menurunkan 45 persen risiko dan angka penurunan mencapai angka 70 persen jika orang mengenakan masker bedah.

Sementara itu, penerapan menjaga jarak minimal satu meter dilaporkan mengurangi risiko orang tertular COVID-19 sebanyak 85 persen.

2. Konsumsi herbal
Selain 3M, memperkuat imunitas juga menjadi bagian penting mencegah seseorang terkena COVID-19. Seiring pandemi, orang-orang melirik jejamuan atau herbal untuk membantu menguatkan sistem imun tubuh mereka.

Peracik jamu di bawah label "Sejiwa", Retno Hemawati mengaku pembeli produknya semakin banyak termasuk saat pandemi melanda.

Menurut dia, sebagian besar para pembeli ini sudah merasakan manfaat jamu racikannya. "Jamu kan bahan asli ya, ini jadi pilihan sehat mereka dibandingkan harus minum obat-obatan kimia," kata Retno yang berasal dari Wonosobo itu.

Penyanyi Cynthia Lamusu juga salah satu sosok yang rutin mengonsumsi minuman herbal, yakni empon-empon. Dia biasanya meminum empon-empon yang terdiri dari jahe, sereh, kunyit dan temulawak tiga kali dalam sehari.

Dari sisi manfaat, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, dr. Inggrid Tania menyatakan herbal bisa meningkatkan imunitas tubuh sekaligus mengurangi peradangan dan kadar lemak tubuh.

Ada berbagai racikan jamu yang bisa menjadi pilihan, antara lain: kunyit asam, beras kencur ditambah lemon, jahe, empon-empon hingga sambiloto bagi yang toleran dengan rasa pahit.

"Setiap hari, boleh 2-3 kali sehari (dikonsumsi) sebelum makan (khusus mereka yang tidak memiliki keluhan di lambung)," kata dia ketika kepada ANTARA ditanya waktu terbaik meminum jamu.

Namun, dia mengingatkan Anda jangan sampai termakan klaim berlebihan apalagi yang menyesatkan, misalnya yang menyatakan obat herbal manjur menyembuhkan pasien COVID-19.

Baca juga: Pevita Pearce terapkan hidup sehat tapi tetap kena COVID

Baca juga: Panduan gaya hidup sehat dan aktif untuk anak muda

Baca juga: Pakar: Vaksin investasi hidup aman dari COVID-19

 

3. Penerapan diet sehat
Sebuah riset dari FMCG Gurus pada Juli 2020 menemukan, selama pandemi 95 persen konsumen Indonesia ingin melakukan berbagai upaya untuk tetap sehat dan 47 persen di antaranya mau memasukkan lebih banyak makanan nabati ke dalam pola makan mereka.

Di antara pilihan pola makan, flexitarian-diet adalah salah satunya. Ahli diet Dawn Jackson Blatner berpendapat, pola makan ini dapat membantu Anda memperoleh manfaat dari pola makan vegetarian seraya tetap menikmati produk hewani secukupnya. Pola makan ini disebut lebih fleksibel daripada diet vegetarian atau vegan.

Selain itu, ada juga diet pescatarian seperti yang pernah dilakukan penyanyi Ed Sheeran dan selebritas Melaney Ricardo. Ahli gizi yang tergabung dalam Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI), Irtya Qiyamulail mengatakan, diet ini tak akan menurunkan sistem imunitas tubuh asalkan semua kebutuhan zat gizi terpenuhi.

Diet pescatarian yang memadukan manfaat nabati dan seafood ini bisa dijalankan siapa saja termasuk mereka yang mengalami obesitas dan jantung.

Apapun pilihannya, pakar kesehatan termasuk ahli nutrisi, dr. Tirta Prawita merekomendasikan asupan nutrisi seimbang sesuai kebutuhan tubuh Anda, lalu menahan diri mengonsumsi makanan bergula, kemasan dan junk food sebagai bagian dari upaya menjaga sistem kekebalan tubuh menghadapi infeksi termasuk SARS CoV-2 penyebab COVID-19.

4. Olahraga selama pandemi
Berolahraga termasuk bagian dari upaya menguatkan sistem imun termasuk selama pandemi COVID-19. Kegiatan ini juga bisa menjadi alasan orang keluar rumah dan ini dibenarkan pakar kesehatan salah satunya Vito A. Damay, asalkan Anda tetap menerapkan 3M

Bersepeda misalnya. Psikolog Ajeng Raviando menilai olahraga gowes ini sudah menjadi tren sejak empat atau lima tahun lalu saat gerakan Bike to Work diperkenalkan dan seiring pandemi semakin banyak orang meliriknya.

Alasan orang melakukannnya bermacam-macam, salah satunya relatif aman dibanding jenis olahraga lain. Andhika Anggoro Wening (36) misalnya, yang masih rajin bersepeda hingga saat ini.

Pria yang berprofesi sebagai wartawan di Jakarta dan tinggal di Depok, Jawa Barat itu minimal sekali dalam sepekan bersepeda di kawasan stadion Gelora Bung Karno (GBK) atau menyusuri jalan raya Bogor hingga Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Dia juga menjadikan bersepeda sebagai olahraga alternatif setelah rehat sejenak dari bulu tangkis akibat pandemi.

Selain bersepeda, masih banyak pilihan olahraga lainnya dan bisa dilakukan di rumah. Model sekaligus presenter Patricia Gunawan atau akrab disapa Patricia Gouw misalnya yang rutin melakukan gerakan khusus selama delapan menit.

Gerakan ini dimulai dari pemanasan, menggerakan bagian kepala lalu memutarnya sebanyak delapan kali, mengangkat bagian dagu ke atas dan bawah, merentangkan tangan kanan dan kiri ke depan, mengangkat lengan dengan posisi siku menekuk ke leher, menekuk lutut, squat hingga lunges.

5. Sadar kesehatan mental
Ferry Fibriandani dari Rumah Remedi, sebuah mitra institusi bagi personal dan corporate wellbeing mengatakan, pandemi COVID-19 menjadi guru yang sangat luar biasa dengan mengajarkan Anda untuk keluar dari zona nyaman seperti berjalan di keramaian, kebebasan bertemu sahabat serta keluarga dan berlibur.

"Pandemi juga membuat orang mensyukuri semua kebebasan dan luxury selama ini diberikan dan kita kurang apresiasi (taking for granted), fokus ke hal yang bisa kita kontrol dan belajar skill kecerdasan respons, 'releasing, reframing, relaxing'," kata dia.

Di sisi lain, pandemi juga mengajarkan Anda mengelola keseimbangan antara pekerjaan dan pribadi, mengelola berbagai peran kehidupan dijalankan dari rumah, belajar untuk bersantai, belajar untuk mencoba hal-hal baru via online serta mengubah kekhawatiran menjadi peluang pembelajaran.

Dia mengatakan, saat ini sudah banyak orang-orang yang menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental kemudian melirik yoga, meditasi, retreat serta program wellbeing lain.



Baca juga: Budaya hidup sehat jadi panglima cegah infeksi COVID-19, sebut PDEI

Baca juga: Hidup sehat makin diminati, sayur dan buah organik makin dicari

Baca juga: Empat kondisi orang yang seharusnya tidak menjalani puasa sewaktu

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021