Ketua Tim Konsultan COVID-19 Sulsel Prof Ridwan Amiruddin di Makassar, Ahad, memaparkan program Duta Wisata COVID-19 memberikan kontribusi dalam mengurangi jumlah orang dirawat di rumah sakit. Hal tersebut juga menekan jumlah kematian pasien COVID-19, adapun angka tertinggi kematian pasien COVID-19 di Sulsel sebesar 2,5 persen.
"Pada saat provinsi lain kematiannya 7 persen, Sulsel hanya 1,9 persen. Jadi luar biasa kontribusi Duta COVID-19 dalam menekan pasien masuk ke rumah sakit. Jadi, yang masuk ke rumah sakit memang adalah yang bergejala berat dan kritis," katanya pada pertemuan konsolidasi untuk mengantisipasi peningkatan pasien COVID-19 di Makassar, Ahad.
Profesor Ridwan menyampaikan bahwa angka testing COVID-19 Sulsel di atas rekomendasi WHO. Namun, ia menekankan perlunya tracing contact dilakukan lebih luas dan besar lagi.
Baca juga: Dinkes Sulsel: Vaksinasi COVID-19 dilakukan pertengahan Januari
Baca juga: Positif COVID-19 di Sulsel melonjak 1.150 kasus dalam dua hari
"Kita bisa lihat, bagaimana Singapura mengontrol kasus barunya melalui tracing contact sehingga tidak terjadi kasus baru dan varian baru tersebut. Ini di Sulsel, kita membuat terobosan baru di penguatan tracing kita," katanya.
Ia mengemukakan di kawasan Asia masuk gelombang pertama dan sudah menurun, tetapi Indonesia masih mengalami peningkatan. Positivity rate COVID-19 Indonesia berada di angka 20 persen. Sementara Sulsel di angka 15-17 persen.
Sementara untuk mencegah varian baru COVID-19 masuk ke Sulsel, Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah telah memperketat aturan keluar dan masuk orang.
Ia juga mendukung rencana pemerintah pusat untuk melakukan pembatasan kunjungan WNA ke Indonesia.
"Oleh karena itu kita sepakat dan kita akan menjalankan apapun perintah pemerintah pusat lakukan untuk mendukung wilayah masing-masing. Bagaimana kita menjaga warga supaya tidak terjangkit virus korona varian baru itu," ujarnya.
Satgas COVID-19 Sulsel juga masih gencar melakukan pengendalian COVID-19 dengan fokus pada program trisula atau tiga upaya pengendalian COVID-19. Di antaranya tracking massive, aggressive testing, hingga public health education.
“Dalam situasi ini, penerapan test massive sangat diperlukan untuk memisahkan dengan segera yang terkonfirmasi dengan yang sehat,” kata Nurdin.*
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Sulsel bertambah 590 pasien
Baca juga: Hotel Marina Bantaeng jadi lokasi Wisata COVID-19 tiga daerah
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021