Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada perdagangan awal tahun menguat tajam didukung sentimen positif global.Dari Tanah Air, pasar akan mewaspadai laporan kenaikan kasus COVID-19 yang bila menimbulkan kebijakan pembatasan, bisa mendorong pelemahan rupiah
Pada pukul 9.56 WIB, rupiah bergerak menguat 170 poin atau 1,21 persen ke posisi Rp13.880 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.050 per dolar AS.
"Rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS di awal perdagangan tahun 2021 ini karena berbagai sentimen positif seperti ekspektasi stimulus lanjutan AS, tercapainya kesepakatan Brexit dan mulai gencarnya vaksinasi COVID-19 di dunia," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Baca juga: IHSG awal tahun berpotensi naik, seiring rilis data inflasi RI
Menurut Ariston, sentimen tersebut mendorong pelaku pasar untuk masuk ke aset berisiko.
Indeks dolar AS juga masih tertekan di area 89. Nilai tukar mayor dan mata uang negara berkembang umumnya bergerak menguat terhadap dolar AS.
"Dari Tanah Air, pasar akan mewaspadai laporan kenaikan kasus COVID-19 yang bila menimbulkan kebijakan pembatasan, bisa mendorong pelemahan rupiah," ujar Ariston.
Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat 125 poin
Ariston memperkirakan pada akhir tahun rupiah bergerak di kisaran Rp13.900 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.
Pada Rabu (30/12) lalu rupiah ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke posisi Rp14.050 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.130 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah akhir tahun ditutup menguat tajam, dekati Rp14.000 per dolar
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021