Pejabat senior Distrik Shunyi, Zhi Xianwei dalam keterangan persnya yang dikutip media setempat, Senin, mengungkapkan bahwa ada satu kasus positif di divisi penjualan suku cadang kendaraan di bawah naungan Daimler yang berlokasi di kawasan industri Jinma, Distrik Shunyi, pada 26 Desember 2020.
Pihak distrik kemudian melakukan pengendalian. Semua orang, kendaraan, dan barang-barang dilarang keluar-masuk kawasan itu. Semua perusahaan makanan di kawasan industri tidak jauh dari Bandar Udara Ibu Kota Beijing (BCIA) itu juga berhenti beroperasi.
Dari 8.615 orang di kawasan industri yang menjalani tes usap, sebanyak 11 di antaranya dari Daimler dan seorang dari BIT Hua Chuang Electric Vehicle Technology Co hasilnya positif, demikian Zhi.
Beberapa kota di China, seperti Hohhot (Mongolia Dalam), Cangzhou (Hebei), Yantai dan Linyi (Shandong), dan Jincheng (Shanxi), melakukan investigasi atas barang dagangan kiriman dari beberapa perusahaan di Beijing itu.
Sementara itu, 73.537 warga Beijing telah menerima vaksin COVID-19 yang digelar di 220 tempat sejak Jumat (1/1).
Tidak ada efek samping yang serius dirasakan oleh para penerima vaksin, demikian juru bicara Komisi Kesehatan Kota Beijing Gao Xiaojun.
Vaksin tersebut diberikan kepada sembilan kelompok berisiko tinggi dengan rentang usia 18-59 tahun.
Sembilan kelompok yang dikategorikan berisiko tinggi itu, di antaranya petugas inspeksi bea cukai barang beku impor, pekerja atau pelajar China yang hendak bepergian ke luar negeri, dan pekerja sektor transportasi.
Badan Produk Medis Nasional memberikan persetujuan terbatas pemasaran vaksin dalam negeri China kepada Sinopharm per 31 Desember 2020.
Baca juga: Warga Beijing dianjurkan tak liburan ke luar kota setelah kasus baru
Baca juga: Virus lebih ganas daripada Wuhan, Beijing perpanjang karantina 28 hari
Baca juga: China umumkan data genom COVID-19 di Beijing, asalnya dari Eropa
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021