Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah dibayangi sentimen penyebaran COVID-19.Rupiah bisa menguat didukung ekspektasi akan adanya lanjutan stimulus fiskal AS dan bank sentral AS tetap menahan suku bunga acuan di level rendah
Pada pukul 9.36 WIB, rupiah bergerak melemah 28 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp13.923 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.895 per dolar AS.
"Dolar AS terlihat masih tertekan meskipun sentimen negatif dari kekhawatiran pasar soal COVID-19 membayangi pergerakan aset berisiko," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.
Indeks dolar AS sendiri pagi ini masih di kisaran 89 sama seperti hari sebelumnya.
Menurut Ariston, rupiah masih berpeluang menguat hari ini karena potensi pelemahan dolar AS ke depan.
"Rupiah bisa menguat didukung ekspektasi akan adanya lanjutan stimulus fiskal AS dan bank sentral AS tetap menahan suku bunga acuan di level rendah," ujar Ariston.
Nasib agenda Presiden terpilih AS Joe Biden termasuk merevisi peraturan perpajakan, meningkatkan stimulus, dan pengeluaran infrastruktur, saat ini bergantung pada perlombaan Senat kembar (dua kursi) pada Selasa waktu setempat di negara bagian Georgia yang akan menentukan kendali atas majelis.
Ariston memperkirakan pada akhir tahun rupiah bergerak di kisaran Rp13.800 per dolar AS hingga Rp14.000 per dolar AS.
Pada Senin (4/1), rupiah ditutup menguat 155 poin atau 1,1 persen ke posisi Rp13.895 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.050 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021