Anggota Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Selasa, mengatakan penyebaran pasien positif COVID-19 tersebut terjadi karena adanya tren peningkatan kasus COVID-19 dalam satu bulan terakhir ini.
"Pada minggu ke tiga November 2020, dari 50 kelurahan di Mataram, 42 kelurahan sudah masuk zona hijau, tujuh kelurahan dengan status zona kuning dan satu kelurahan masih berstatus zona oranye. Tapi sekarang kondisinya terbalik yang nol kasus hanya 18 kelurahan,” katanya.
Dari data Tim Gugus Tugas Penangan COVID-19 Kota Mataram pada Selasa pukul 12.00 Wita, tercatat jumlah kasus COVID-19 sebanyak 1.440 orang, dalam perawatan 70 orang tersebar di 32 kelurahan, sembuh 1.273 orang dan 97 orang meninggal dunia.
Namun demikian, kata Swandiasa, jika melihat data itu tingkat kesembuhan di Kota Mataram sudah cukup bagus. Sedangkan terkait dengan penambahan kasus positif baru COVID-19 juga menjadi salah satu poin penilaian terhadap penanganan yang baik.
"Jika kasus bertambah, berarti penanganan melalui kontak tracing cukup baik dan efektif," katanya.
Jika merujuk ke data terakhir tersebut, lanjutnya, hal yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana menekan angka kematian yang saat ini sudah mencapai 7 persen, dan tertinggi di Nusa Tenggara Barat.
"Untuk itu ayo kita disiplin terapkan protokol COVID-19 dan tetap menjaga kesehatan serta imun," ujar Swandiasa yang juga menjadi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram.
Baca juga: Sekda Kota Mataram terpapar COVID-19
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Mataram mencapai 1.437 orang
Baca juga: Sebanyak 1.100 pegawai RSUD Mataram diusulkan untuk divaksin COVID-19
Pewarta: Nirkomala
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021