"Tentunya keberadaan vaksin ini bagian dari cara pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19, sebab kalau kita bicara soal vaksin atau obat ini upaya untuk menekan angka penyebarannya," katanya kepada ANTARA di Kupang, Rabu.
Hal ini disampaikan Emilia berkaitan keberadaan vaksin COVID-19 Sinovac tahap pertama yang untuk warga NTT sudah tiba pada Selasa (5/1) dan langsung disimpan di gudang farmasi milik Dinas Kesehatan NTT.
Baca juga: Presiden targetkan 29,55 juta dosis vaksin tiba di daerah hingga Maret
Politikus PDIP itu menilai bahwa keberadaan vaksin ini juga akan membuat masyarakat lebih tenang bahwa saat ini COVID-19 sudah ada vaksinnya.
"Hal ini juga sebenarnya upaya dari pemerintah untuk menghilangkan rasa takut masyarakat atas virus itu. Masyarakat tentu akan merasa lebih baik bahwa sudah ada vaksinnya," ujar dia.
Namun, ia berharap masyarakat agar tidak terlena sehingga mengabaikan protokol kesehatan COVID-19 seperti menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjauhi kerumunan.
"Pemerintah diharapkan memastikan keamanan dan efektivitas vaksin untuk meningkatkan imunitas. Dengan demikian, jika vaksin itu diberikan ke masyarakat dapat memberikan manfaat yang besar, seimbang dengan anggaran yang digunakan untuk pengadaannya," kata dia.
Baca juga: Ratusan personel Polda NTT kawal pendistribusian vaksin COVID-19
Pemerintah juga diharapkan memberi penjelasan yang memadai kepada masyarakat terkait penggunaan vaksin ini guna memberikan motivasi bagi masyarakat
“Hal itu menjadi penting sebab mayoritas masyarakat menganggap bahwa vaksin ini baru pertama kali dipakai di Indonesia," katanya.
Selain itu, menurut dia, pemahaman masyarakat pada umumnya juga berbeda-beda khususnya di NTT, sehingga pemerintah daerah perlu memberikan pemahaman bahwa vaksin itu baik. Dengan demikian, secara psikologis masyarakat merasa aman dan nyaman saat disuntik vaksin itu.
Baca juga: 6.600 tenaga kesehatan di NTT akan mendapat vaksin COVID-19
Saat ini vaksin COVID-19 sebanyak 13.200 dosis sudah ada di NTT. Vaksin itu akan disuntikkan kepada 6 .600 tenaga kesehatan yang dinilai rentan tertular COVID-19 itu. "Untuk penyalurannya saat ini masih menunggu petunjuk dari Kementerian Kesehatan," katanya.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2021