"Mungkin beberapa orang tua larut dalam kesedihan, sehingga tidak cepat bangkit dan memulai apa yang harus dilakukan," katanya dalam diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Kemendikbud: Pelajari profil anak berkebutuhan khusus saat pandemi
Baca juga: CKB Grup latih guru untuk anak berkebutuhan khusus
Bahkan, tak jarang terdapat orangtua yang dengan sengaja menyembunyikan anak-anak mereka dari lingkungan sekitar karena berkebutuhan khusus tersebut.
Selain itu, ada juga beberapa orang tua yang beranggapan bahwa anak berkebutuhan khusus akan sembuh seiring berjalannya waktu.
Padahal, lanjut Arnold, kondisi tersebut akan membuat orang tua kesulitan untuk bangkit. Apalagi, belum tentu semua orang di sekitar lingkungan mereka bisa menerima perbedaan anak-anak berkebutuhan khusus.
"Ini mungkin hal yang tidak mudah terutama dalam menghilangkan stigma bahwa memiliki anak berkebutuhan khusus sebenarnya adalah anugerah yang luar biasa," katanya.
Persoalan-persoalan itu, lanjut dia, sering terjadi pada langkah awal bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Menurut Arnold yang juga memiliki anak berkebutuhan khusus tersebut, langkah pertama yang bisa dilakukan oleh orangtua ialah mencari informasi dari tenaga ahli terutama spesialis anak.
Melalui langkah tersebut, orang tua dari anak berkebutuhan khusus akan mengetahui, apakah anaknya perlu mendapat perhatian khusus atau hanya sebuah masalah yang bisa diperbaiki.
Baca juga: Kemendikbud: Pembelajaran siswa berkebutuhan khusus berbeda
Setelah itu, orang tua bisa mencari sumber-sumber atau tempat yang dapat membantu pembenahan masalah tumbuh kembang sang anak. "Ini harus segera kita lakukan. Sebab, jika ditunda akan membuat penanganannya berlarut-larut," katanya.
Oleh sebab itu, ia mengingatkan peran orang tua dalam membantu tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus sangat vital, sehingga harus benar-benar diperhatikan dengan baik.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021
