Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri LHK Alue Dohong ketika membuka diskusi Pojok Iklim KLHK tentang aksi nyata mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia jelang COP26 yang akan diadakan di Glasgow, Inggris pada 1-12 November 2021.
"Beberapa fokus substansi antara lain bagaimana pengembangan dan replikasi forum multi pihak dalam konteks membangun kebijakan pengendalian perubahan iklim di Indonesia. Yang kedua penguatan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam masa pandemi COVID-19 ini," kata Alue dalam diskusi yang dipantau virtual dari Jakarta pada Rabu.
Baca juga: Indonesia dapat memimpin aksi iklim dengan SVLK, sebut Dubes COP26
Selain itu perlu juga penegasan komitmen dan optimalisasi sektor energi Indonesia dalam rangka pengendalian perubahan iklim, penyediaan dukungan sains dan inovasi, pengembangan dan penyediaan akses pendanaan perubahan iklim serta pengarusutamaan peran aktor di luar pemerintah dalam upaya-upaya tersebut.
Alue menegaskan fokus terhadap isu-isu tersebut dapat digunakan sebagai pijakan awal dalam mengembangkan langkah dan strategi diplomasi Indonesia pada forum perundingan internasional, khususnya COP26.
Semua hal tersebut perlu dilakukan untuk memastikan generasi saat ini dapat menghindarkan dampak terburuk dari perubahan iklim demi manusia dan segala makhluk hidup lain.
"Kemiskinan dan dampak terburuk dari perubahan iklim harus menjadi pekerjaan rumah utama bagi generasi kita saat ini, demi keberlangsungan hidup generasi anak dan cucu kita ke depan," tegasnya.
Baca juga: Peningkatan kapasitas SDM jadi keharusan demi aksi iklim yang ambisius
Baca juga: UNFCCC tunda KTT Perubahan Iklim hingga 2021
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021