Setiap WNI memiliki hak bantuan hukum dan pendampingan agar segera di bebaskan serta di kembalikan ke Indonesia
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin meminta pemerintah khususnya Kementerian Luar Negeri untuk pro-aktif membebaskan dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kapal tanker kimia berbendera Korea Selatan yang ditangkap Pasukan Garda Revolusi Iran.
"Kemlu RI harus aktif dalam membebaskan ABK WNI yang turut di tahan oleh Iran. Segala jalur komunikasi agar diintensifkan dalam mengetahui keadaan para ABK WNI tersebut, memberi pendampingan serta dibebaskan dengan segala kemampuan yang kita miliki," kata Azis Syamsuddin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Hal itu dikatakan Azis terkait langkah Pasukan Garda Revolusi Iran yang telah menyita sebuah kapal tanker kimia berbendera Korea Selatan, Hankuk Chemi, yang berlayar di teluk Persia dan Selat Hormuz. Informasi yang berkembang menyebutkan bahwa adanya 2 Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia yang turut di tahan.
Azis meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tehran, Iran harus bisa pro-aktif dan menjadikan langkah pembebasan WNI sebagai prioritas utama.
Baca juga: Iran sita tanker, Korsel tinjau ulang rencana diplomat ke Teheran
Baca juga: Lindungi tanker, Korsel turut kerahkan unit AL ke Selat Hormuz
"Setiap WNI memiliki hak bantuan hukum dan pendampingan agar segera di bebaskan serta di kembalikan ke Indonesia," ujarnya.
Dia juga mendesak Kemlu RI untuk paralel berkoordinasi melalui Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta dalam memantau perkembangan isu tersebut.
Azis menilai saat ini bukan saatnya berbicara politik, namun keselamatan ABK yang menjadi prioritas karena Indonesia memiliki hubungan baik dengan kedua negara sehingga diharapkan persoalan tersebut bisa segera teratasi.
Hal itu dikatakan Azis terkait langkah pemerintah Korsel telah mengirimkan kapal perang dan pasukan khusus ke wilayah teluk Persia dan Selat Hormuz dalam rangka mengantisipasi langkah-langkah yang dinilai perlu dilakukan.
Korea Selatan menuduh Iran menyandera kapal tanker Hankuk Chemi, namun dibantah Iran dengan balik menyebut Korsel sebagai penyandera 7 miliar dolar Amerika Serikat di bank milik Korea Selatan dengan tanpa alasan.
"Saya juga berharap Iran dan Korea Selatan bisa saling menghargai dan segera menuntaskan persoalan ini agar tidak berkelanjutan dan tidak terulang di masa mendatang," kata Azis.
Azis berharap kejadian seperti ini tidak terulang khususnya saat dunia sedang berjuang melawan pandemik COVID-19. Dia juga meminta negara-negara di dunia dapat menahan diri dan mengedepankan diplomasi yang konstruktif dan positif dalam menjaga perdamaian dunia.
"Saya harap semua negara menahan diri dan mengedepankan diplomasi. Kita semua harus bahu-membahu melawan pandemik COVID-19 secara kesehatan dan juga roda perekonomian global. Karena itu jalur pelayaran menjadi sangat penting dalam menjunjung perekonomian," ujarnya.
Azis meminta semua negara saling membantu dan mempermudah, jangan dipersulit upaya pemulihan dampak pandemi sehingga keberatan bisa di sampaikan melalui nota diplomatik maupun instrumen-instrumen hukum internasional.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021