kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III TNI, Kolonel CZI Gusti Nyoman Suriastawa, menyebutkan massa yang diduga merupakan anggota kelompok bersenjata membakar pesawat terbang nomor registrasi PK MAK di Bandar Udara Nabire.... Massa yang ditunggangi KKB melakukan tindakan brutal, kondisi ini diciptakan KKB untuk memberi rasa takut terhadap masyarakat...
Suriastawa ketika dihubungi melalui telepon selularnya di Jayapura, Kamis, membenarkan ada kejadian pembakaran terhadap pesawat seri PK MAK sesuai yang diberitakan otoritas MAF di Nabire. "Massa yang ditunggangi KKB melakukan tindakan brutal, kondisi ini diciptakan KKB untuk memberi rasa takut terhadap masyarakat," katanya.
Menurut dia, hal ini sebagai tindak lanjut, di mana sebelumnya KKB pernah mengeluarkan pernyataan yang berisi ancaman. "Pernyataan mengancam ini ditujukan terhadap setiap penerbangan sipil yang ada di wilayah Papua maupun Papua Barat," ujarnya.
Baca juga: Tim gabungan evakuasi badan pesawat milik MAF dari Danau Sentani
Ia menjelaskan, aksinya dimulai dengan dilakukan penembakan terhadap beberapa pesawat sipil termasuk penembakan terhadap pesawat helikopter PT Freeport Indonesia (PT FI) beberapa hari sebelumnya.
"Dan kini dilakukan pembakaran pesawat MAF, sehingga diimbau agar masyarakat jangan mudah terprovokasi kebringasan KKB," katanya.
Ia menambahkan masyarakat diminta tetap tenang dan membantu pemerintah untuk membangun Papua dan Papua Barat agar bisa maju serta sejahtera.
Baca juga: Jenazah pilot PK-MEC dievakuasi ke RS Bhayangkara Jayapura
Sebelumnya, pesawat udara nomor registrasi PK MAK milik MAF dijadwalkan terbang menuju Intan Jaya pada pukul 06.00 WIT, setelah sempat terbang beberapa menit, karena kondisi cuaca buruk maka pesawat tersebut harus kembali ke Nabire.
Setelah cuaca membaik, pesawat kembali diagendakan terbang ke Intan Jaya pada pukul 09.40 WIT.
Namun terjadi penumpukan penumpang yang akhirnya masyarakat saling berebutan kursi, akhirnya kelompok bersenjata memprovokasi sampai akhirnya membakar pesawat.
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021