Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menegaskan, semangat para pejuang Kalpataru dalam menjaga alam harus ditiru, khususnya oleh kader-kader dan struktural yang ada di partai yang dipimpinnya.... sering kali pada saat ini, menurut saya, mungkin begitu merambahnya teknologi yang mempercepat, orang sangat melupakan bahwa kebutuhan utama kita adalah tetap melestarikan di dalam lingkungannya...
Ia menilai di tengah arus globalisasi yang semakin maju, banyak rakyat Indonesia sudah melupakan pentingnya menjaga alam, padahal hakikat manusia hidup harus melestarikan lingkungan, bukan untuk dirinya sendiri, melainkan anak-cucu generasi selanjutnya.
Hal tersebut disampaikan Megawati saat menjadi pembicara dalam acara webinar dengan penerima Kalpataru, Kamis, yang digelar menjelang perayaan HUT ke-48 PDI Perjuangan.
Baca juga: Balai Besar TNLL bahas pemasukan materi konservasi dalam kurikulum
Ia menyampaikan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada para peraih Kapaltaru karena mereka merupakan pejuang lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh negeri ini.
"Menurut saya, (mereka peraih Kapaltaru) adalah bagian dari para pahlawan bangsa yang tanpa pamrih telah memberikan kontribusinya menjaga lingkungan kehidupan. Yang sering kali pada saat ini, menurut saya, mungkin begitu merambahnya teknologi yang mempercepat, orang sangat melupakan bahwa kebutuhan utama kita adalah tetap melestarikan di dalam lingkungannya," kata dia.
Ia menceritakan pengalaman pribadinya saat menjadi presiden, pernah suatu saat bepergian dan melihat orang membuang sampah dari jendela mobil.
Megawati yang memang benci dengan orang yang suka membuang sampah sembarangan itu lalu memerintahkan patroli pengawalannya untuk mengejar mobil itu, dan meminta pengendara kembali memungut sampah yang dibuang di jalan.
Baca juga: Peneliti : Ondofolo berperan penting dalam pelestarian Cyclops
"Kalau hal kecil seperti ini, itu khan sebetulnya harus ada dalam diri kita sebagai bangsa. Masak enggak malu, ya," kata Megawati.
Putri Bung Karno sang proklamator kemerdekaan Indonesia ini juga pernah memerintahkan Gubernur Bali, I Wayan Koster, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk menjaga lingkungan, baik di daratan maupun di lautan.
Untuk di Bali, sampah plastik harus bersih dari laut, kata dia, begitu juga di Jawa Tengah harus membantu para pejuang lingkungan mendapatkan akses sebesar-besarnya dalam menjalankan tugas melestarikan alam.
Menurut Megawati, PDI Perjuangan tidak hanya mengurusi politik belaka, sebab semua harus dipikirkan, termasuk ekonomi, sosial, budaya, dan kehidupan, sebagai bagian dari politik besar partai.
Baca juga: Pembuang sampah di Kalimalang Bekasi serahkan diri
Anak kecil pun, kata dia, perlu diajarkan sejak dini untuk peduli dengan kelestarian lingkungannya sehingga bangsa bisa menjadi lebih beradab.
"Banyak peneliti mengatakan, berapa banyak akibat dari keserakahan manusia sendiri yang namanya binatang yang akan punah. Bagaimana kita memperbaiki kehidupan para petani, bagaimana kita akan menghidupi dan memperbaiki kehidupan nelayan, bagaimana kita akan memberikan kehidupan yang baik kepada orang yang tinggal di kampung-kampung, bagaimana kita memberikan rakyat kita dengan kasih sayang dengan gotong royong. Memberi itu kehidupan lho," jelas Megawati.
Dalam acara ini, hadir 47 penerima Kapaltaru sejak 2013, di antaranya Chaeruddin alias Babeh Idin, serta sejumlah politisi PDI Perjuangan, yakni Ahmad Basarah, Alexander Sonny Keraf, Ono Surono, dan Putra Nababan.
Baca juga: Buang sampah sembarangan di Palembang langsung sidang di tempat
Ketua DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, mengatakan, semangat yang digelorakan Megawati itu menjadi salah satu dasar tema pelaksanaan HUT partai ke 48 pada tahun ini, yakni "Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan, dimana seluruh jati diri, karakter, falsafah bangsa" .
"Di PDI Perjuangan, kami diajarkan tentang disiplin, hidup bersih, menanam pohon, tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan sungai, dan bagaimana kader partai bergerak mencintai keindahan alam raya," kata Basarah.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021