• Beranda
  • Berita
  • YouTube batasi video misinformasi pemilu AS, termasuk channel Trump

YouTube batasi video misinformasi pemilu AS, termasuk channel Trump

8 Januari 2021 09:22 WIB
YouTube batasi video misinformasi pemilu AS, termasuk channel Trump
Siluet pengguna perangkat mobile terlihat di sebelah proyeksi layar logo Youtube, Rabu (28/3/2018). ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/am.
YouTube akan membatasi sementara channel yang mengunggah video berisi informasi yang salah tentang hasil pemilu AS 2020, termasuk channel Donald Trump.

Dikutip dari The Verge, Jumat, channel yang memposting video dengan klaim palsu tentang pemilu kini akan menerima teguran,.

Tindakan ini juga berlaku untuk channel Trump, yang mendapat teguran dilarang memposting selama satu pekan.

Pada Desember, YouTube mengeluarkan kebijakan baru yang melarang konten apa pun yang dirancang untuk menyebarkan informasi yang salah tentang hasil pemilu 2020. Sejak itu, platform berbagi video tersebut telah menghapus ribuan video, menurut juru bicara.

Baca juga: Facebook blokir akun medsos Trump, juga Instagram

YouTube memiliki masa tenggang yang memungkinkan untuk menghapus video tanpa memberi teguran ke channel. Hal ini sering terjadi saat YouTube membuat kebijakan baru, dan ini dirancang sebagai upaya untuk bersikap adil kepada pembuat konten saat mereka harus menyesuaikan diri dengan aturan baru.

Masa tenggang tersebut akan berakhir pada 21 Januari, setelah hari pelantikan presiden AS terpilih, menurut YouTube.

Tim YouTube membuat keputusan tersebut setelah "peristiwa luar biasa yang terjadi kemarin, dan mengingat hasil pemilu telah disertifikasi."

YouTube menghapus salah satu video Trump yang membahas massa kerusuhan di Capitol dan juga berisi informasi yang salah tentang hasil pemilu.

Selain itu, channel apa pun yang menerima tiga teguran dalam jangka waktu 90 hari akan dihentikan sesuai dengan kebijakan YouTube.

Artinya, channel yang menyebarkan informasi yang salah tentang hasil pemilu akan menerima teguran jika terus melakukannya.

Selama 24 jam terakhir, beberapa perusahaan telah mengambil sikap lebih tegas terhadap konten presiden Trump. Twitter menangguhkan akun Trump selama 12 jam, mengancam akan langsung melarang Trump jika dia memposting Tweet lain yang melanggar kebijakan perusahaan atau menghasut kekerasan.

Facebook awalnya mencegah Trump untuk mengunggah di Facebook dan Instagram selama 24 jam, sebelum CEO Mark Zuckerberg mengumumkan langkah-langkah yang lebih ketat yang mencakup penangguhan tanpa batas akun Trump setidaknya selama beberapa pekan ke depan.

Baca juga: Facebook, Twitter, YouTube terancam diblokir di Rusia

Baca juga: Google uji coba fitur YouTube bagikan unduhan ke lintas perangkat

Baca juga: Shopify hapus toko berafiliasi dengan Trump


 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021