• Beranda
  • Berita
  • Anggota DPR ingin impor kereta bekas dari Jepang disetop

Anggota DPR ingin impor kereta bekas dari Jepang disetop

8 Januari 2021 09:30 WIB
Anggota DPR ingin impor kereta bekas dari Jepang disetop
Gerbong kereta buatan PT Industri Kereta Api (INKA) Indonesia tiba di Pelabuhan Manila, Rabu (23/12) setelah berlayar dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/12). PT INKA mengekspor pada bulan ini mengekspor total tiga lokomotif diesel dan 15 gerbong kereta untuk Perusahaan Jawatan Kereta Api Filipina (PNR). (ANTARA/HO-KBRI Manila)

Ini membuktikan kehebatan produsen dalam negeri dalam melakukan persaingan dagang

Komisi VI DPR RI menginginkan impor kereta bekas dari Jepang bisa disetop karena BUMN PT INKA (Persero) telah berkembang menjadi perusahaan yang bisa memproduksi perkeretaapian kelas dunia dan produknya juga telah diekspor.

"PT INKA sudah berkembang menjadi perusahaan yang memproduksi perkeretaapian kelas dunia. Karena selain memenuhi konsumsi dalam negeri, INKA juga sudah berhasil menjual produknya ke Filipina, Bangladesh, Kongo," kata anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, dalam pengadaan di tiga negara tersebut, INKA berhasil mengalahkan berbagai pabrikan kereta api dari berbagai negara.

Ini membuktikan kehebatan produsen dalam negeri dalam melakukan persaingan dagang.

"Bahkan China pun bisa dikalahkan. Ini menunjukkan bahwa INKA ini harganya sangat kompetitif. Dan secara teknologi kereta api produksi INKA saat ini yang bekerja sama dengan Swiss, sudah punya teknologi yang canggih," kata Andre.

Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi PT KAI untuk utamakan impor kereta api bekasi dari Jepang.

Andre pun mendorong Kementerian BUMN dapat meminta KAI untuk melarang impor kereta api bekas.

Selain itu, Kementerian Perindustrian perlu didorong untuk konsisten melaksanakan Peraturan Menteri Nomor 3 Tahun 2014 mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sehingga laju impor kereta api bekas bisa dihentikan.

"Bagaimanapun juga KAI harus menopang industri dalam negeri. Jangan sampai INKA sudah disuruh bangun pabrik baru yang berteknologi tinggi, sesuai arahan Presiden Jokowi di Banyuwangi menjadi sia-sia," ucapnya.

Ia juga mendengar kabar bahwa INKA menawarkan sejumlah skema kepada KAI untuk bersinergi, sehingga bisa tercipta efisiensi, seperti adanya wacana skema rental antara kedua belah pihak tersebut.

Sebagaimana diwartakan, Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada PT Industri Kereta Api (Persero) yang berhasil mengekspor produknya ke Filipina di masa pandemi COVID-19, yang menunjukkan bahwa produk dari industri nasional mampu kompetitif dalam memenuhi kebutuhan pasar luar negeri.

“PT INKA telah memproduksi lokomotif dan kereta penumpang yang memiliki performa tangguh dan berkualitas, serta membawa ragam fitur yang cukup menarik dan fungsional. Keunggulan inilah yang dimiliki oleh PT INKA, sehingga diminati dan menjadi daya tarik tersendiri bagi costumer mancanegara dan berhasil masuk ke dalam pasar ekspor,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Sebanyak tiga lokomotif dan 15 gerbong penumpang produksi PT INKA dikirim ke Philippine National Railways (PNR) dari Dermaga Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Sabtu (12/12). Turut hadir mewakili Menperin saat itu, yakni Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier.

Menurut Menperin, industri alat transportasi merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

“Fokus pengembangan industri kereta api hingga tahun 2035 adalah pengembangan kereta listrik untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor,” tuturnya.

Baca juga: Ekspor kereta buatan PT INKA ke Filipina meningkat meski pandemi
Baca juga: Kemenperin apresiasi PT INKA tembus pasar ekspor

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021