• Beranda
  • Berita
  • Inggris perpanjang larangan masuk bagi wisatawan dari 11 negara Afrika

Inggris perpanjang larangan masuk bagi wisatawan dari 11 negara Afrika

8 Januari 2021 10:29 WIB
Inggris perpanjang larangan masuk bagi wisatawan dari 11 negara Afrika
Regent Street yang kosong di London Selasa (5/1/2021), sehari setelah Perdana Menteri Boris Johnson menetapkan tindakan lebih lanjut sebagai bagian dari "lockdown" di Inggris dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona. ANTARA/PA Images via Reuters Connect/Yui Mok/pri.

Masuk ke Inggris akan dilarang bagi mereka yang telah melakukan perjalanan dari atau melalui negara Afrika selatan dalam 10 hari terakhir, termasuk Namibia, Zimbabwe, Botswana, Eswatini, Zambia, Malawi, Lesotho, Mozambik dan Angola serta Seychelles d

Inggris pada  Kamis (7/1) mengatakan akan memperpanjang larangan masuk untuk wisatawan dari negara-negara Afrika wilayah selatan sebagai langkah untuk mencegah penyebaran varian baru COVID-19 yang diidentifikasi di Afrika Selatan.

Pembatasan akan mulai berlaku pada hari Sabtu dan tetap berlaku selama dua minggu, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.

"Masuk ke Inggris akan dilarang bagi mereka yang telah melakukan perjalanan dari atau melalui negara Afrika selatan dalam 10 hari terakhir, termasuk Namibia, Zimbabwe, Botswana, Eswatini, Zambia, Malawi, Lesotho, Mozambik dan Angola serta Seychelles dan Mauritius, "kata Departemen Transportasi negara itu.

Baca juga: PM Inggris: lebih dari 1,3 juta orang disuntik vaksin COVID-19
Baca juga: Penguncian nasional ketiga, warga Inggris diharuskan tinggal di rumah


Selain itu, dikatakan, "Israel (dan Yerusalem) akan dihapus dari daftar koridor perjalanan Inggris dan orang-orang yang datang mulai 9 Januari dari Botswana, Israel (dan Yerusalem), Mauritius atau Seychelles perlu mengisolasi diri."

Inggris sebelumnya mengatakan telah melarang sementara masuknya penumpang ke Inggris yang datang dari Afrika Selatan mulai 24 Desember, tidak termasuk warga negara Inggris dan Irlandia, pemegang visa dan penduduk tetap, tetapi mereka diharuskan untuk mengisolasi diri selama 10 hari.

Inggris telah menjadi salah satu negara yang paling parah terkena COVID-19, dan ekonominya mengalami kontraksi paling tajam dari negara mana pun selama gelombang pertama infeksi musim semi lalu.

Sumber : Reuters

Baca juga: Inggris bekerja dengan Pfizer, AstraZeneca untuk tambah pasokan vaksin
Baca juga: Inggris Raya catat kematian harian COVID-19 tertinggi sejak April

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021