Menteri Trenggono dalam siaran pers KKP di Jakarta, Jumat, menegaskan pengembangan subsektor perikanan budi daya menjadi prioritas utamanya saat ini.
"Jadi kenapa saya bilang kita harus kembangkan budi daya, di luar negeri seperti itu. Australia, Norwegia, Jepang juga Vietnam sektor perikanan budidayanya sudah berkembang," kata Menteri Kelautan dan Perikanan.
Salah satu strategi Menteri Trenggono dalam menggenjot produksi perikanan budi daya adalah dengan mengoptimalkan peran unit pelaksana teknis (UPT) KKP, khususnya yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB).
Sebab, lanjutnya, UPT diisi oleh sumber daya manusia yang mumpuni di bidang tersebut sekaligus memiliki lahan yang bisa dikelola menjadi tempat budidaya.
Saat ini, banyak negara yang mengandalkan sektor perikanan budi daya dan tidak lagi bertumpu pada hasil tangkapan di alam yang bila dieksplorasi terus menerus akan mempengaruhi keberlanjutan ekosistem.
"Itulah sebabnya, pengembangan sub-sektor perikanan budi daya termasuk dalam upaya menjaga keberlanjutan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan.
Trenggono juga telah melakukan pertemuan dengan 15 kepala UPT DJPB dari seluruh Indonesia, didampingi oleh Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto.
Dalam pertemuan itu Menteri Trenggono menginstruksikan skema kerja UPT ke depan tidak sebatas melayani masyarakat tapi juga menjadi unit bisnis yang melahirkan laba bagi negara, baik itu dari kegiatan budi daya (di-antaranya udang, ikan, dan rumput laut), penjualan pakan maupun benih sehingga PNBP yang dihasilkan lebih banyak dari sebelum-sebelumnya.
Selain kesolidan internal KKP, berkolaborasi dengan Pemda juga harus dilakukan salah satunya untuk mengetahui peluang pasar dari produk perikanan budi daya yang dihasilkan.
Kemudian untuk mengetahui masyarakat mana saja yang harus diajak dalam kegiatan budi daya guna membantu kesejahteraannya. "Misal ada warga yang baru di PHK, kita ajak dia bertambak. Kita kasih bantuan, kita dampingi agar dia punya penghasilan lagi. Itu baru wujud kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat," terangnya.
Menteri Trenggono juga meminta riset mengenai perikanan budi daya lebih diperkuat supaya hasil produksi mencapai titik optimal, baik dari jumlah maupun kualitasnya.
Ia yakin bila pengembangan perikanan budi daya melalui skema optimalisasi UPT berhasil, maka akan menarik minat pelaku usaha untuk berbisnis tambak. Namun menurutnya perlu pengawasan agar pembangunan kolam-kolam budi daya tidak sporadis yang dikhawatirkan mengancam kelestarian lingkungan.
Sementara itu, Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengaku siap mengoptimalkan peran UPT sesuai arahan Menteri Trenggono. Di samping itu, penerapan inovasi dan teknologi ikut digalakkan sebagai upaya peningkatan produktivitas kolam-kolam budi daya di Indonesia.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021