Prancis lanjutkan penutupan restoran, resor ski

8 Januari 2021 19:03 WIB
Prancis lanjutkan penutupan restoran, resor ski
Dokumentasi - Sejumlah warga beraktivitas di area Istana Trocadero tak jauh dari Menara Eiffel di Paris, Prancis (10/7/2020). ANTARA/Xinhua/Gao Jing/aa.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan restoran, bioskop dan museum akan tetap tutup selama bulan Januari dan resor-resor ski mungkin tidak akan buka sebelum musim libur bulan Januari saat Prancis menggencarkan penyuntikan vaksin.

Jam malam yang diberlakukan di seluruh negara diperpanjang hingga setidaknya 20 Januari, kata Castex, yang juga menambahkan pihaknya belum akan menghapus kemungkinan pengetatan protokol di tengah tekanan berat yang masih membebani rumah sakit.

Satu dari setiap dua tempat tidur perawatan intensif diisi oleh pasien COVID-19 dan prosedur yang dianggap non-esensial masih ditunda guna meringankan beban tersebut.

"Kita sama sekali tak dapat melonggarkan kewaspadaan," ujar Castex dalam sebuah konferensi pers.

Dia menjelaskan bahwa restoran-restoran harus tetap tutup hingga setidaknya pertengahan Februari.

Penyebaran virus corona telah menewaskan 66.500 jiwa di Prancis, angka kematian tertinggi ketujuh di dunia. Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan Prancis telah secara jeli melacak kasus-kasus varian baru COVID yang muncul di Inggris dan Afrika Selatan.

Sembilan belas kasus varian baru yang muncul pertama kali di Inggris telah ditemukan di Prancis, kata menteri tersebut, termasuk dua kluster yang cukup mengkhawatirkan di area sekitar Paris dan Brittany.

Prancis akan terus membatasi kedatangan dari Inggris untuk warga negaranya dan penduduk yang kembali ke Prancis dengan hasil negatif tes COVID-19.

Presiden Emmanuel Macron dan pemerintahannya telah dihujani kritik akibat lambatnya pemberian vaksin yang telah terjerat birokrasi dan menjadikan Prancis tertinggal di belakang tetangga-tetangga di Eropa seperti Inggris dan Jerman.

Veran mengatakan regulator obat-obatan Prancis telah menyetujui perpanjangan periode antara dua dosis suntikan Pfizer/BioNTech dari tiga pekan menjadi enam pekan.

"Kita ingin lebih cepat," kata Veran, membela pengamanan birokratik yang awalnya diberlakukan untuk memastikan distribusi vaksin yang aman, namun mengatakan bahwa prosedur akan disederhanakan.

Dalam upaya untuk meyakinkan salah satu negara paling skeptis vaksin di dunia itu, Veran menambahkan: "Vaksin ini aman. Efek samping yang serius jarang terjadi."
 
Dengan lebih banyak vaksin yang diharapkan akan disetujui oleh regulator pada akhir Maret, Prancis dapat berharap untuk keluar dari krisis pada musim panas, kata PM Castex.

Sebelumnya, sekolah hanya akan ditutup dalam situasi yang paling serius.
 
"Sebuah fase baru dalam perang melawan virus telah dimulai dan saya tak meragukan kesuksesan kolektif kami," kata Castex.

Sumber: Reuters

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021