Institut Riset Gamaleya asal Rusia telah mengajukan kepada regulator kesehatan Filipina permintaan izin penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan meski masih harus memberikan dokumentasi yang lebih lengkap, kata pihak regulator Filipina pada Jumat (8/1).
Permintaan penggunaan darurat Gamaleya merupakan yang ketiga yang diterima oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat (FDA) Filipina menyusul Pfizer dan AstraZeneca yang telah mengajukan permintaan serupa.
"Pengajuan ini sebelumnya telah dipelajari dan pihak yang mengajukan telah diminta untuk melengkapi dokumen yang masih kurang," kata Direktur Jenderal Rolando Enrique Domingo dalam pernyataan FDA.
Baca juga: Filipina targetkan 148 juta vaksinasi COVID untuk 2/3 populasi di 2021
Baca juga: Filipina akan impor 30 juta dosis vaksin COVID-19 Novavax
Baca juga: Filipina kasih FDA kewenangan penggunaan vaksin COVID-19
Badan tersebut, pada Jumat, juga telah mengesahkan permintaan perusahaan Biofarmasi Clover asal China untuk melaksanakan uji klinis tahap akhir di Filipina, tambahnya.
Clover merupakan pengembang vaksin kedua asal China yang mengajukan uji klinis Tahap III di Filipina menyusul Sinovac Biotech. Pada Desember, FDA mengizinkan uji klinis atas vaksin COVID-19 dari Janssen yang merupakan unit Johnson & Johnson.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menjanjikan vaksin gratis bagi seluruh populasi Filipina sebesar 108 juta jiwa untuk membantu pemulihan ekonomi yang dihantam keras oleh pandemi.
Filipina mencatat jumlah kasus COVID-19 dan kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia.
Sumber: Reuters
Baca juga: COVID-19 jenis baru ditemukan di Sabah, Pulau Sulu di Filipina ditutup
Baca juga: Filipina perpanjang larangan penerbangan dari Inggris sampai Januari
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021